KHUTBAH
WUKUF ARAFAH *)
BERTAUBAT DAN MENGHARAP AMPUNAN ALLAH
Oleh
: Drs. Sudono Al-Qudsi, M.H.
الحمد لله رب العا لمين - الذي قال في كتا به
الكريم – الحج اشهر معلومات - فمن فرض فيهن فلا رفث ولا فسوق ولا جدا ل في ا لحج -
وما تفعلوا من خير يعلمه الله – وتزودوا فان خير الزاد التقوي – واتقون يا ؤلي
الاْلباب - اشهد ان لااله الا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ - وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نبي بعد ه - ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اجمعين - أَمَّا بَعْدُ – عباد الله أُوْصِيْكُمْ وَايايْ
بِتَقْوَى اللهِ – فقد فاز المتقون - قال
الله تعالي في كتا به الكريم – واعبد ربك
حتي ياْتيك اليقين - لبيك اللهم لبيك –
لبيك لا شر يك لك لبيك – ان الحمد والنعمة لك والملك – لا شريك لك -
Para tamu Allah, muslimin wal muslimat dhuyuufullah wa
dhuyuufurrohmaan…!
Pada hari yang penuh
rahmat dan maghfiroh ini, marilah kita panjatkan puji syukur yang setulusnya
kepada Allah SWT. Yang telah menjadikan hari arofah ini sebagai hari yang
teramat mulia. Sholawat dan salam semoga terlimpah bagi Nabi besar Muhammad Saw. Yang telah menyampaikan
risalah Allah SWT sehingga
mengantarkan umatnya ke jalan yang terang yang diridhohi Allah SWT.
Siang ini kita ditakdirkan oleh
Allah berkumpul di tempat yang mulia ini, tempat dimana setiap do’a pasti akan
dikabulkan, siapapun yang bertaubat, Allah pasti menerimanya dan mengampuni
dosa-dosa kita, sebanyak apapun dosa-dosa itu melumuri tubuh kita.
Hari
ini adalah hari yang paling di rindukan, di impi-impikan oleh seorang muslim agar bisa menyempurnakan
keislamannya, hari ini adalah hari yang di idam-idamkan, siang dan malam,
oleh orang-orang yang merindukan bisa
bertemu dengan Allah, sesungguhnya pada saat ini Allah membanggakan kita di hadapan
para MalaikatNya, Allah berjanji, hari ini dosa-dosa diampuni, dan doa-doa di
ijabah, andaikata kita wafat hari ini, insya Allah bagi haji mabrur, tiada
balasan dari Allah selain surga. Saat ini adalah saat yang paling tepat
masing-masing jamaah dipersilahkan untuk mengkondisikan dirinya berkonsentrasi
kepada Allah, melakukan perenungan, ber muhasabah atas dirinya, apa yang telah
dilakukan selama hidupnya, merenungi kebesaran dan keagungan Allah melalui
Asma’ul HusnaNya dan merenungi hari
akhirat.
Mari
kita bentangkan dosa-dosa kita di padang Arofah ini, ingatlah satu-persatu
dosa-dosa yang pernah kita lakukan,
ingatlah betapa waktu kita selama ini
habis terbuang sia-sia karena lebih banyak digunakan untuk memperindah
kehidupan dunia . hari ini kita harus mengakui dengan sejujur-jujurnya dan seikhlas-ikhlasnya , tanpa rasa sombong,
dihadapan Allah adalah puncak amaliah
haji. Inilah arofah, wukuf kita
ini adalah untuk mendefinisikan hakikat keberadaan kita di hadapan Allah SWT.,
sekalipun sebenarnya Allah telah mengetahui ini semua.
Hari
ini Allah mendekat sedekat-dekatnya
kepada orang-orang yang wukuf di Arofah untuk mendengarkan ungkapan dan
keluhan-keluhan hambanya, menatap dari
dekat wajah dan perilaku hamba-hambanya. Disebutkan dalam hadis qudsi yang artinya : Lihatlah kepada hambaKu di
Arofah yang lesu dan berdebu , mereka datang kesini dari penjuru dunia, mereka
datang memohon rohmatKu sekalipun mereka tidak melihatKu, mereka minta
perlindungan dari adzabKu, sekalipun mereka tidak melihat Aku. Rasulullah SAW. menyatakan dalam sabdanya :
bahwa Allah mendekat kepada orang-orang
yang di Arofah, dengan bangga Allah
bertanya kepada para Malaikat , apa yang diinginkan oleh orang – orang yang sedang wukuf itu ?
Pada
hari ini Allah senang sekali jika kita berdo’a kepadaNya, Ia mengabulkan semua
do’a kita disini, sebagaimana Rosulullah bersabda dalam hadis yang lain : bahwa
diantara berbagai jenis dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan melakukan
wukuf di Arofah bahkan Allah murka ketika manusia tidak yakin
dosanya diampunkan di Arofah, disebutkan
oleh Al khatib dalam kitab Al
Muttafaq wal Muftaroq , Rasulullah SAW. menyatakan bahwa “ yang paling besar dosanya diantara manusia
adalah seseorang yang berwukuf di Arofah lalu berprasangka bahwa Allah tidak
memberinya ampun.
Jama’ah
haji yang saya banggakan, demikian agung dan mulianya hari Arofah ini, meskipun
wukuf hanya beberapa jam saja, namun sungguh sangat penting berdo’a di Arofah,
disaksikan dari dekat oleh Allah SWT. dan dibangga-banggakan Nya kita dihadapan
para MalaikatNya.
Hai
Malaikat Ku, apa balasan bagi hambaKu ini, ia bertasbih kepadaKu, ia
mengagungkanKu, ia mengenaliKu, ia bershalawat kepada NabiKu, wahai para
malaikatKu, saksikanlah bahwasanya Aku telah mengampuninya, Aku memberi syafaat
kepadanya, jika hambaKu memintanya tentu akan Ku berikan untuk semua yang wukuf
di Arofah ini.
Semoga siapapun yang dihadirkan di padang arofah ini tidak
terbesit sedikitpun dihatinya kesombongan, sehingga merasa diri lebih baik dari
yang lain. Berhajinya kita bukan merupakan jaminan bahwa kita lebih baik dari
saudara-saudara kita di tanah air. Sungguh malu dan sangat malu jika kita
merenungi kehormatan dan kemuliaan ibadah haji ini dengan kualitas diri kita
yang sangat jauh dari kepantasan kualitas seorang hamba yang shalih.
Bahkan semua ini bisa menjadi “hutang” yang
harus kita bayar dan kita pertanggung-jawabkan. Siapa tahu kita berada di tanah
suci saat ini justru berkat doa orang-orang shalih yang memintakan ampunan untuk manusia
yang banyak dosa seperti kita ini. Boleh
jadi ampunan yang mereka mohonkan untuk kita itulah yang kemudian mengantarkan
kita berada di tanah suci ini.
Saudara–saudaraku, kaum muslimin dan muslimat
Rohimakumullah.
Padang Arafah hari ini seolah-olah tampil
sebagai miniatur padang Mahsyar, dimana manusia berkumpul di hadapan kebesaran
Allah SWT semuanya bertanggung jawab atas perbuatan dan kelakuannya
masing-masing. Pangkat, jabatan dan harta kekayaan yang selama ini kita kejar
ternyata tidak bisa menyelamatkan kita, bahkan keluarga terdekat kita selama
ini yang kita manjakan ternyata juga tidak bisa berbuat apa-apa, untuk membantu
kita pada hari itu. Malah tidak jarang semua itu menjadi alasan dan penyebab
untuk menyiksa kita. Di Padang Arafah ini, kita pun telah menanggalkan atribut
sosial kita, semua jabatan dan pangkat,
kita lepaskan pada hari ini. Yang melekat di badan kita, hanyalah dua lembar kain ihrom. Kondisi
seperti ini mengingatkan kita pada alam Barzah. Di alam Barzah nanti kita hanya
ditemani kain kafan yang membungkus kita. Karena itu tiada yang kita harapkan
dari Wuquf kita saat ini. kecuali ter ampuninya dosa-dosa kita dan
terhapusnya kesalahan-kesalahan kita yang sudah membalut sekujur “tubuh” kita,
sebab kita sadar betul, apalah artinya hidup dengan lumuran aib dan dosa yang
melekat di tubuh ini.
Dosa telah membuat manusia harus kehilangan
keberkahan dalam hidupnya, juga keberkahan dalam rizki, harta dan apa saja yang
dimilikinya, akibatnya manusia kehilangan
ketenangan , juga kehilangan kebahagiaan justru di tengah–tengah genangan
materi yang mengitarinya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan hati
nuraninya, sehingga mereka berbuat, berbicara, mendengar dan melihat bukan lagi
karena dorongan hati nurani, melainkan karena kepentingan hawa nafsunya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan kepekaan
terhadap sesama, nilai-nilai kasih sayang yang selama ini dijunjung-luhurkan
dalam kehidupan sesama manusia telah berubah, berganti menjadi kebencian dan
permusuhan bahkan pertikaian saling jatuh menjatuhkan. Kedengkian pun akhirnya
menjadi penyakit epidemik, senang melihat yang lain susah dan susah melihat
yang lainnya senang.
Dosa telah membutakan mata hati manusia,
sehingga mereka tidak lagi bisa membedakan antara yang benar dan salah, haram
dan halal, haq dan batil. Akibatnya mereka kehilangan rasa bersalah saat
berbuat salah, tiada beban saat berbuat dhalim kepada sesama, bahkan banyak
diantara mereka bisa merasakan nikmatnya makanan hasil mencuri, sembari membanggakan
kepada orang lain.
Dosa telah membuat manusia kehilangan rasa
takut kepada Allah, juga kepada balasan buruk di akhirat kelak. Mereka juga
kehilangan rasa cinta kepada Allah juga kepada kebaikan. Saat rasa takut kepada Allah menghilang, maka akan hadirlah rasa takut kehilangan
dunia, dan ketika rasa cinta kepada Allah pun tergadaikan, maka akan muncullah rasa cinta terhadap
dunia.
Dosa telah menggiring manusia kejurang-jurang
kehinaan yang membuat mereka kehilangan kemuliaan yang tersimpan dalam
nilai-nilai kemanusiaan dirinya.
Dunia masa kini tak ubahnya bagai gelapnya
belantara hutan, di dalamnya berkumpul
segala macam binatang. Binatang-binatang tersebut harus tunduk kepada hukum
rimba yang sengaja diciptakan untuk melindungi kepentingan mereka yang perkasa
dan berkuasa. Entah sudah berpuluh, beratus, beribu, bahkan berjuta korban
telah dipersembahkan buat santapan mereka yang mengklaim, atau
tepatnya memaksa dirinya, menjadi penguasa rimba belantara ini.
Allah Ta’ala berfirman :
ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت ايد الناس
ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون
“Telah nampak kerusakan
di darat dan dilaut diakibatkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagai akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali” (Arrum : 41)
Tamu-tamu Allah yang dirahmati-Nya…!
Saat ini kita masih dikaruniai kesempatan
hidup di dunia. Namun hidup saat ini hanyalah bermakna menjalani sisa umur
belaka. Bertambah waktu bagi kita adalah satu langkah mendekati liang kubur.
Entah sampai kapan Allah meng-
anugrahkan sisa umur ini untuk kita. Boleh jadi ada diantara kita yang
oleh Allah diberi kesempatan hidup bertahun-tahun lagi. Mungkin diantara kita
ada yang sisa umurnya tinggal beberapa bulan ini, atau beberapa pekan ini, atau
boleh jadi ada diantara kita yang oleh Allah diberi kesempatan untuk menghuni
tanah haram ini sebagai tanah peristirahatan menunggu saat-saat dibangkitkan di
hari kiyamat nanti.
Sungguh alangkah indahnya jika umur yang
tersisa ini, umur yang penuh dengan kasih sayang Allah, hari-hari yang kita
lalui selalu sarat dengan magfirrah dan rahmat Allah.
Alangkah indahnya jikalau di sisa umur ini
kita menjadi ahli sujud, yang selalu rindu bersujud kepada Allah, alangkah
beruntungnya jika lidah ini selalu basah menyebut kalimah Allah, alangkah
bahagianya adaikata hari kita ini, hari
yang penuh keikhlasan, apapun yang kita lakukan hanya Allah saja yang
kita tuju, hari-hari yang kita jalani adalah hari-hari yang bersemangat untuk
memperbaiki diri agar dicintai oleh Allah, hari-hari yang tersisa menjadi
hari-hari yang bersemangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Allah , agar bisa menjadi bekal pulang ke
akhiat.
Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang tersisa ini menjadi
hari-hari yang penuh dengan kemuliaan, penuh dengan kebaikan, kita menantikan
saat kepulangan kita dengan penuh harap agar bisa wafat husnul khatimah.
Hadirin Hadirat sekalian !
Alangkah indahnya jikalau malaikat Maut
menjemput kelak, tubuh kita sudah bersih dari dosa, aib-aib sudah terhapus,
orang-orang yang kita sakiti sudah mau memaafkan kita, tidak ada harta haram
yang melekat pada tubuh ini. Alangkah bahagianya jika malaikat menjemput kelak,
tubuh kita terbasuh air wudhu, air mata kita sedang menetes merindukan Allah,
lidah kita sedang lirih nan syahdu menyebut nama Allah, keringat bahkan darah
kita sedang bersimbah di jalan Allah. Alangkah beruntungnya andaikata saat
kepulangan nanti kita benar-benar sudah siap dengan bekal yang cukup.
Duhai alangkah bahagianya kalau di akhirat
nanti kita dipanggil Allah dengan seindah-indah panggilan. Kita dipertemukan
dengan kekasih-kekasih-Nya tercinta, para nabi,
rasul, para syuhada’ dan shalihin. Alangkah damainya jika diakhirat
nanti, kita bertemu denga Rasul kekasih kita Muhammad SAW, hidup bertetangga
dengan beliau di surga Allah SWT.
Namun sebaliknya, alangkah malangnya bagi orang yang mati dalam
keadaan tidak terampuni, dosa berlimpah, aib menggunung, kenistaan bagai
berselimut yang membungkus. mati dalam keadaan munafik. Mati di tempat
ma’shiyat (na’uudzubillah).
Wahai saudaraku, mau kemana lagi, hidup di
dunia hanya mampir sebentar, bukan di sini tempat kita yang sebenarnya.
Lihatlah bayi-bayi sudah mulai lahir , anak-anak kecil sudah mulai hadir,
merekalah yang akan menggantikan kita. Mungkin diantara kita ada yang beberapa
tahun lagi, atau beberapa bulan lagi, atau ini mungkin hari terakhir kita. Bisa
jadi besok kita tidak bangun lagi. Siapkah andai malam nanti malaikat Maut
datang menghampiri kita? walau bagaimanapun kita harus siap, karena kita pasti
akan mati. Kita sering sekali mempermainkan ampunan Allah, kita
bertaubat, tetapi sebentar, kemudian melakukan maksiyat. Betaubat hanya dibibir
saja.
Pada siang ini kita berkumpul disini ingin
mengikrarkan sebagai manusia yang terpanggil dengan julukan manusia – manusia
yang beriman, sebagai manusia baru yang telah dicelup 40 hari lamanya,
sebagaimana manusia yang menyambut seruan dan panggilan Allah SWT., 40 hari lamanya telah dibakar hangus dosa
yang pernah kita lakukan, baik disadari ataupun tidak disadari.
Haru hati kami ya Allah pada siang ini, telah
berbaur antara sedih dengan gembira. Sedih karena kami harus berpisah dengan
Padang Arafah yang penuh barakah. Sedih karena mungkin kami harus mengarungi
berbagai hidup yang mungkin akan ganas, khawatir kalau-kalau kami tidak kuasa
menghadapinya. Kami ingat pada orang tua yang telah tiada, ingat pula pada
handaitaulan, tetangga, kawan karib dan jama’ah yang telah mendahului kami,
kami ingat semuanya.
Terbayang pada ingatan kami perilaku yang tidak senonoh yang
pernah kami lakukan. Ampuni ya… Allah, dosa-dosa kami. Kami tak kuasa menderita
akibat panasnya api neraka, namun dibalik semua itu perasaan gembira kami meluap karena siang ini kami
masih diberikan kesempatan untuk berkumpul bersama jamaah haji sedunia
dan se iman,
Jamaah haji rahima kumullah
Betapa cepat roda perubahan mengitari kita. Di
tahun lalu banyak diantara kita yang masih tampak segar bugar, namun kini telah
terkulai lemah tidak berdaya. Bahkan ada pula tetangga Jama’ah Haji
bersebelahan, atau Jema’ah Haji yang telah mendahului kita.
Kita tidak pernah menyadari kapan giliran itu tiba pada kita,
sekalipun ajal itu datang tanpa permisi, masih juga kita beranggapan bahwa
kematian hanya terjadi pada orang lain. Diantara kita ada yang masih mampu
shalat berjama’ah setiap saat di tahun lalu, akan tetapi di tahun ini kemampuan
fisiknya sudah renta. Ditahun lalu ada yang masih mampu berjalan mengunjungi
berbagai pengajian, namun di tahun ini sudah tidak berdaya. Bagi mereka ini
kita panjatkan do’a semoga Allah memberikan tempat yang baik di Jannatun-Na’im
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Patut kita syukuri nikmat berkumpul di Padang
Arafah seperti ini, yang entah berapa kali kita mengalaminya, hanya Allah yang
mengetahuinya. Hati tak ingin cepat mati, namun ajal tak dapat ditolak.
Alhamdulillah kita masih diberi umur panjang sampai hari ini.
Namun demikian pula , patut kiranya kita
resapi senandung seorang penyair yang berbunyi :
فَرَضَ عَلىَ النَّاسِ اَنْ يَتُوْبُوْا لَكِنْ تَرْكَ
الذُّنُوْبِ اَوْجَبُ
وَالصَّبْرُ فىِ النَّآئِبَاتِ صَعْبٌ لَكِنْ فَوْتَ الثَّوَابِ
اَصْعَبُ
وَالدَّهْرُ فىِ صَرْفِهِ عَجِيْبٌ لَكِنْ غَفْلَةَ النَّاسِ
اَعْجَبُ
وَكُلُّ مَا قَدْ يَجِئُ قَرِيْبٌ لَكِنَّ اْلمَوْتَ مِنْ ذَاكَ
اَقْرَبُ
Betapa nikmat manusia yang sempat
taubat, namun lebih nikmat apabila ia luput dari ma’shiyat.
Alangkah berat menghadapi musibah, namun lebih pahit apabila pahala
tidak tergamit.
Sungguh ajaib betapa waktu melenyap cepat, tapi tidaklah lebih ajaib
ada insan tak sadar saat.
Setiap yang akrab terasa dekat, akan tetapi tidaklah maut lebih
melekat?
Selanjutnya penyair bersenandung :
يَا مَنْ بِدُنْيَاهُ اِشْتَغَلْ قَدْ غَرَّهُ طُوْلُ اْلأَمَلْ
أَوْ لَمْ يَزَلْ فىِ غَفْلَةٍ حَتَّى دَنَا مِنْهُ اْلأَجَلْ
اَلْمَوْتُ يَأْتِى بَغْتَةً وَالقَّبْرُ صنَدُوْقُ اْلعَمَلْ
اِصْبِرْ عَلىَ أَهْوَالِهَا لاَ مَوْتَ اِلاَّ بِاْلأَجَلْ
Wahai manusia yang disibukkan
dunia, yang terpedaya harapan hampa.
Masih jugakah engkau lalai, sementara ajal semakin
mendekat?
Kematian datang dengan sigap, kubur merupakan kurungan perbuatan.
Bersabarlah karena kehebatannya, tiada kematian tanpa ajal.
Kematian tidak diundang ataupun dicegah. Ia
datang tanpa permisi, tanpa diminta, tanpa mengenal anak ataupun remaja, tak
pandang tua ataupun muda. Datang atas perintah Allah SWT. Apa pula yang
diungkapkan bumi yang kita injak? Imam Ibnu Hajar Al asqolani ( Imam Nawani ) Dalam kitab Nasoihul ibad ,
beliau mengutip pendapat Anas bin Malik
r.a mengatakan bahwa bumi tempat kita berpijak merasa aneh melihat perilaku
manusia. Sehingga bumi mencoba menarik perhatian manusia dengan sepuluh
ungkapannya yang bernada sinis :
يَا ابْنَ آدَمَ تَسْعَى عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَمَصِيْرُكَ فىِ
بَطْنيِ ، وَتَعْصِي عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتُعَذَّبُ فىِ بَطْنيِ ، تَضْحَكُ عَلىَ
ظَهْرِيْ ، وَتَبْكِيْ فىِ بَطْنِيْ ، وَتَفْرَحُ عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتَحْزَنُ فىِ
بَطْنِيْ ، وَتَجْمَعُ اْلمَالَ عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتَنْدَمُ فىِ بَطْنِيْ ،
وَتَأْكُلُ اْلحَرَامَ عَلىَ ظَهْرِيْ .
“wahai bani Adam ! Engkau seharian modar-mandir berusaha di atas
punggungku, padahal perutku menjadi tempat kembalimu. Engkau melakukan
ma’shiyat di atas punggungku, namun kelak menangis dalam perutku. Engkau
bersenang-senang di atas punggungku, namun bersedih hati di dalam perutku.
Engkau tumpuk-tumpuk hartamu di atas perutku, padahal kelak engkau menjadi
makanan ulat dan cacing dalam perutku. Engkau hidup gembira di atas punggungku,
namun menjadi hina dalam perutku. Engkau bersuka ria di atas punggungku, namun
bermuram durja kelak di dalam perutku. Engkau berpesta pora di sinar matahari,
bulan dan lampu di atas punggungku, namun kelak kau masuk kegelapan dalam perutku. Engkau
dapat menghadiri perkumpulan-perkumpulan di atas punggungku namun kelak akan
menyendiri dalam perutku”.
Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda di dalam
hadist Qudsi: “Jika hamba-ku mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal
maka aku mendekatkan diri-Ku sehasta dan apabila ia mendekatkan diri kepada- Ku
satu hasta, Aku mendekatkan satu lengan
dan bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, aku datangi ia dengan berlari, Allah
berfirman: barang siapa lalai dari mengingat Yang Maha Rahman maka syaitan akan
menyesatkannya dan ia menjadi sahabatnya”.
Pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini
kita semua mengharap rahmat, ridha dan ampunan Allah SWT. Mudah-mudahan kita
kembali ke tanah air dalam keadaan bersih dan suci bagaikan anak yang baru
lahir, mendapatkan Haji Mabrur. Amiin .
Khutbah kedua wukuf Arafah tahun 2012
الحمد لله – الحمد لله رب
العالمين - الذي قال فى كتابه الكر يم – ولله علي الناس
حج البيت من استطع اليه سبيلا - اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له – و
اشهد ان
محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده
- اللهم صل علي سيد نا محمد - وعلي اله
واصحا به ومن وله - ايها
الجحاج -
رحمكم الله - اتوا الله -
اتوا الله حق تقا ته - ولا تموتن الا وانتم مسلمون – قال تعالي في
كتابه الكر يم – ان الله وملائكته يصلون علي النبي يا ايها الذين امنا صلوا عليه
وسلموا تسليما – وقال الله في اياته الاْخري -
ان الاْبرار لفي نعيم - وان الفجار لفي جحيم - اللهم صل علي سيد نا محمد - وعلي اله
واصحا به اجمعين – وعن التابعين – وتابع التابعين وتابعهم باءحسان الي يوم
الدين وارحمنا معهم برحمتك يا ارحم
الراحمين – اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين و المسلمات - الاْحياء منهم
والاْموات - اَللَّهُمَّ
اِنَّا نَسْأَلُكَ حَجًّا مَبْرُوْرًا ، وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا ، وَذَنْباً
مَغْفُوْرًا ، وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً ، وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ ، يَا
عَالِمَ مَا فىِ الصُّدُوْرِ اَخْرِجْنَا يَا اَلله مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلىَ
النُّوْرِ - ربنا اغفر لنا ذنوبنا ولاءخوننا الذين سبون بالائمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين امنوا ربنا انك رؤف رحيم – ربنا اتنا في الدنيا حسنة
وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار – عباد الله – ان الله ياْمر بالعد ل
والاءحسان وا يتاء ذي القربي وينهي عن
الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون -
فاذكروا الله العطيم يذكركم – واسئلوه من فضله يعطيكم – ولذكر الله اكبر
- والسلا م عليكم ورحمة الله وبركا
ته -
*) disampaikan pada khutbah wukuf arafah pelaksanaan haji tahun
2012 M/1433 H pada hari kamis 25 Oktober 2012 .