Selasa, 23 Juli 2013



Seorang ulama besar Imam Al Ghozali , menyatakan dan mengingatkan kepada seluruh manusia agar hati-hati terhadap 9 hal yang senantiasa melekat pada diri manusia , karenanya hati-hatilah terhadapnya .yaitu  : 

         Yang singkat itu adalah waktu
              Yang menipu itu adalah dunia
       Yang dekat itu adalah kematian
       Yang besar itu adalah hawa nafsu
       Yang berat itu adalah amanah
       Yang sulit itu adalah ikhlas
       Yang mudah itu adalah berbuat dosa
              Yang susah itu adalah bersabar
       Yang sering lupa adalah bersyukur


      الايثار ( al   I S A R )

            Oleh : Drs. H. Sudono Al-Qudsi,  M.H.

             Al Isar adalah  : Taqdimul ghoiri   ‘anin nafsi atau memprioritaskan  kepentingan orang lain dengan mengalahkan kepentingan pribadi.  Allah SWT. sangat memuji terhadap orang-orang yang mempunyai sifat iisar , bahkan telah disinggung dalam FirmanNya surah Al Hasr ayat 9  yang artinya :  Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman ( Anshor ) sebelum ( kedatangan ) mereka ( Muhajirin ) , mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka, dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan  kepada mereka  ( Muhajirin ). Dan mereka mengutamakan ( orang-orang Muhajirin ), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
             Berdasarkan ayat diatas,  ternyata iisar telah pernah dilakukan   oleh para sahabat Nabi yang gugur ikut dalam berbagai peperangan dan mengalami kesusahan hidupnya terutama saat-saat membutuhkan pertolongan dalam mempertahankan kehidupannya menjelang kematian,  mereka cukup menjadi contoh teladan bagi umat manusia agar mempunyai sifat iisar .  Oleh karena itu para Ulama’ pun membagi iisar dalam beberapa macam yaitu :
ايثار في الطعا م  1    ,   yaitu mengalah dalam soal makanan . Akhir-akhir ini persoalan makanan sangat sensitif terutama sewaktu ada pembagian jatah yang seharusnya diterima oleh orang yang benar-benar miskin , ada yang antri , berdesa-desakan sampai ada yang meninggal dunia dan seharusnya bagi yang telah berkecukupan  agar mempunyai sifat iisar tersebut tanpa mengharap bantuan dari siapapun kecuali kepada Allah SWT.
                 Diceritakan dalam kitab Al majalisus Saniyah  ( syarah kitab Hadis Arbain Nawawiyah )  hal. 38 – 39 , yang menyatakan bahwa  : ada seorang sahabat Nabi SAW.  yang diberi hadiah berupa masakan gule kepala kambing , lalu seorang sahabat nabi tersebut mengatakan kepada orang yang memberi hadiah  : ada saudaraku dan keluarganya yang lebih membutuhkan masakan ini dari pada saya dan keluarga saya , silahkan  kepala kambing ini berikan kepada tetanggaku sebelah orang tersebut yang lebih membutuhkannya, Lalu diberikan kepada tetangganya yang lebih membutuhkan, tetapi tetangganya juga menjawab seperti jawaban tetangganya yang diberi pertama tadi, sampai-sampai berpindah-pindah tujuh rumah, dan akhirnya kepala kambing tersebut kembali kepada rumah yang pertama tadi.  Kenapa masing-masing tidak mau menerima masakan gule  kepala kambing   ?   karena masing-masing merasa masih bisa bertahan hidup dari pada tetangga sebelahnya, demikian seterusnya , tetangga sebelahnya juga masih merasa bisa bertahan hidup dan pada saat itu mereka teringat ayat al Hasr ayat 9  yaitu ,  
ويؤثرون علي انفسهم  ولو كان بهم خصاصة  - -   ,  artinya : Dan mereka mengutamakan     ( orang-orang Muhajirin ), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.
                Sebagian pendapat mengatakan ayat diatas turun ketika ada tamu untuk menemui Nabi , diajaklah tamu itu ke rumah Nabi , ternyata menurut Siti Aiyah dirumah tidak ada persiapan apapun kecuali seteguk air putih.  Lalu Nabi menemui para Sahabatnya dan mengatakan : Barang siapa yang menjamu tamuku di malam ini maka ia berhak masuk surga . ternyata ada salah seorang sahabat Nabi yang bersedia menjamu tamu tersebut, ia lalu pulang menemui istrinya dan mengatakan kepada istrinya : ini ada tamu Nabi tolong agar dihormati dengan  jamuan makan malam   . lalu  jawab istrinya : aduh bagaimana kita tak punya apa-apa kecuali hanya  semangkok bubur  untuk persiapan anak kita yang masih tidur. Gak apa-apa nanti kita bersandiwara saja  , kita seakan-akan kenyang  , kita siapkan piring dan sendoknya , untuk tamu dan kita  berdua . lalu  kita matikan lampu dan seakan-akan kita ikut makan bersama tamunya. Makanpun segera dimulai dan lampupun dimatikan dan setelah makan , sampai-sampai tamunya tertidur pulas . Sandiwara ini berjalan mulus dan ke esokan harinya suami istri tersebut bertemu Nabi , lalu Nabi mengatakan : Semoga Allah memberkahi atas perbuatan kalian berdua semalam .
                 Diceritakan oleh Abdullah ibn Umar , bahwa ia sedang menderita sakit keras, saat itu ia sangat menginginkan ikan laut yang digoreng agar sembuh dari sakitnya. Akhirnya salah seorang jamaahnya berusaha mencarikan  ikan kesukaan Abdullah Ibn Umar, setelah dapat ikan lalu dimasak dan dihidangkan oleh pembantunya kepada Abdullah Ibn Umar. Begitu ikan sudah akan  dimakan ternyata mendadak ada pengemis yang merintih di depan pintu meminta agar ikan goreng diberikan kepada pengemis tersebut. Dan yang terjadi Abdillah Ibn Umar bahkan menyuruh kepada pembantunya untuk menyerahkan ikan kepada pengemis, lalu tentu pembantunya kesal dengan ulah Abdullah Ibn Umar  tersebut, kata pembantunya : cari ikan sulitnya luar biasa , tapi begitu sudah dimasak malah diberikan kepada pengemis , lalu kenapa diberikan kepada pengemis ? karena Abdullah Ibn Umar ingat akan Firman Allah :
لن تنالوا البر حتي تنفقوا مما تحبون       artinya , kamu tidak akan memperoleh kebaikan sebelum kamu mensedekahkan harta  yang paling kamu senangi.       
   ايثار في الشراب 2/ء    ايثار بالما, yaitu mengalah dalam soal minuman.
                  Diceritakan bahwa ada segolongan sahabat seusai perang Yarmuk  mereka mati sayahid. Pada waktu mereka masih syakaratul maut satu persatu mengalami kehausan yang luar biasa , sehingga ada salah seorang sahabat yang masih bisa bertahan ia mempunyai segelas air, lalu diberikan kepada mereka , mulai dari yang paling dekat agar bisa bertahan hidup, tetapi sahabat yang paling dekat tersebut menolak untuk diberi air, dan menyuruhnya untuk diberikan kepada yang lainnya, dengan suara terbata-bata ia mengatakan aku masih sanggup bertahan hidup dan air ini berikan kepada orang sebelahku ini… begitu berjalan seterusnya, dan mereka semuanya tidak mau minum . lalu ditengoklah orang yang pertama menolak  tadi, ternyata satu persatu meninggal dalam keadaan mati syahid.
     ايثار في النفس و الروح  3yaitu mengalah dalam soal jiwa/nyawa. Diceritakan bahwa Sahabat Ali pernah tidur ditempat tidur Rasulullah SAW. untuk menggantikan Nabi yang pada malam itu di kepung oleh orang-orang  kafir yang akan membunuhnya, maka Allah lalu menurunkan wahyu kepada Jibril, dan Mikail  alaihima as salam . Allah menyatakan : kami akan menemanimu dan aku jadikan diantara kalian ada umurnya yang lebih panjang dari lainnya , apa kalian ingin umurnya panjang seperti Ali bin Abi Thalib ? bagaimana kalian mau mengalah untuk menemani tidur Ali bin Abi Tholib  berada di tempat tidur Rasululloh ? ternyata Jibril dan Mikail memilih menjaga Ali bin Abi Tholib  , lalu Allah mewahyukan kepada keduanya agar mengapit Ali, sehingga tidurlah Ali sebagai tebusan dirinya ( mengalah ) bagi kehidupan baginda Rasul , sampai-sampai Ali terjatuh ditanah dan ia terhindar dari musuhnya  yang waktu itu Jibril berada didekat kepala Ali dan  dan Mikail berada di kedua kaki Ali, kemudian Jibril menyeru kepada Ali : beruntunglah kamu wahai Ali yang bersedia mengalah demi kehidupan keselamatan Nabimu. Karena Tuhanmu telah menjagamu melalui kedua Malaikat.
                  Itulah salah satu siasat Nabi dalam menghadapi musuh agar terhindar dari pembunuhan dengan cara memanggil sahabat Ali untuk menjadi bampernya, dan ternyata Nabi juga selamat dalam melakukan perjalanan Hijroh ke Madinah  disambut oleh kaum Anshor dengan meriah. Apapun yang mereka ( kaum Anshor ) miliki dipersembahkan untuk kehidupan kaum muhajirin, mereka dianggap sebagai saudara seiman ,  seagama tanpa memandang suku/kabilah dari manapun asalnya.
4.       ايثار في  الحياة  yaitu, mengalah dalam soal kehidupan .
                 iisar pada dasarnya dapat tumbuh dari kekuatan keyakinan  dan kekuatan mahabbah kepada Allah SWT. serta bersabar dalam segala bentuk kesulitan .
               Disampaikan pada kuliah subuh Ramadhan 1434 H/2013 M di Masjid Al Mubarak Kaweron Talun Blitar.


Selasa, 09 Juli 2013

                                        PERNAHKAH ANDA BERSANDAR ? 


            Sadar atau tidak,  hampir setiap waktu kita bersandar /menyandarkan tubuh kita di kursi, di tempat tidur, di dinding  atau di tempat-tempat lain  , di mana saja yang kita tempati. seorang anak biasanya bersandar pada orang tuanya , Bahkan orang yang sudah sangat tua juga bersandar pada anaknya  terutama  yang lagi kekurangan ekonomi , apalagi anak yang masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk biaya pendidikan dan masa depannya tentu sangat bersandar pada orang tuanya .

            Orang yang bersandar harus mencari sandaran yang kuat , sebab kalau sandarannya rapuh justru akan mencelakakan orang yang sedang bersandar, bisa-bisa jatuh, sakit atau stress bahkan terjadi kematian pada orang yang bersandar.

            Orang yang bersandar seharusnya tahu pada kwalitas sandarannya, apakah sandarannya itu benda mati, atau  berupa manusia , atau lainnya yang tentu sandarannya sudah dianggap cukup kuat untuk bersandar dalam hidupnya. atau sandarannya melekat pada diri mereka sendiri , misalkan saja ; mereka bersandar pada  jabatan yang di milikinya saat ini, padahal sebentar lagi jabatannya akan lepas karena mungkin memasuki masa pensiun, atau bahkan diturunkan  atau dipaksa turun dari jabatannya, sehingga jabatan yang tadinya sebagai tempat bersandar hilang karena memasuki masa bakti yang habis/ pensiun. lalu apa hakikat jabatan sebagai  tempat bersandar kalau tidak dapat menyelamatkannya dari  orang yang bersandar ? ternyata , pangkat , jabatan ,  uang , tidak abadi .dan ternyata tempat bersandar yang abadi hanyalah ALLOH SWT. sedangkan tempat persandaran selainNYA adalah semu belaka. Wa ma al hayatuddunya illa mata'ul ghurur.oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih sandaran . Terimakasih semoga tulisan ini ada manfaatnya amiin.