الايثار ( al I S A R )
Oleh
: Drs. H. Sudono Al-Qudsi, M.H.
Al Isar
adalah : Taqdimul ghoiri ‘anin nafsi atau memprioritaskan kepentingan orang lain dengan mengalahkan
kepentingan pribadi. Allah SWT. sangat
memuji terhadap orang-orang yang mempunyai sifat iisar , bahkan telah
disinggung dalam FirmanNya surah Al Hasr ayat 9 yang artinya :
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (
Anshor ) sebelum ( kedatangan ) mereka ( Muhajirin ) , mereka mencintai orang
yang berhijrah kepada mereka, dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka ( Muhajirin ). Dan mereka
mengutamakan ( orang-orang Muhajirin ), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya mereka
itulah orang-orang yang beruntung”.
Berdasarkan ayat diatas, ternyata iisar telah pernah dilakukan oleh
para sahabat Nabi yang gugur ikut dalam berbagai peperangan dan mengalami
kesusahan hidupnya terutama saat-saat membutuhkan pertolongan dalam
mempertahankan kehidupannya menjelang kematian,
mereka cukup menjadi contoh teladan bagi umat manusia agar mempunyai
sifat iisar . Oleh karena itu para
Ulama’ pun membagi iisar dalam beberapa macam yaitu :
ايثار في الطعا م 1 , yaitu
mengalah dalam soal makanan . Akhir-akhir ini persoalan makanan sangat sensitif
terutama sewaktu ada pembagian jatah yang seharusnya diterima oleh orang yang
benar-benar miskin , ada yang antri , berdesa-desakan sampai ada yang meninggal
dunia dan seharusnya bagi yang telah berkecukupan agar mempunyai sifat iisar tersebut tanpa
mengharap bantuan dari siapapun kecuali kepada Allah SWT.
Diceritakan dalam kitab Al majalisus
Saniyah ( syarah kitab Hadis Arbain
Nawawiyah ) hal. 38 – 39 , yang
menyatakan bahwa : ada seorang sahabat
Nabi SAW. yang diberi hadiah berupa
masakan gule kepala kambing , lalu seorang sahabat nabi tersebut mengatakan
kepada orang yang memberi hadiah : ada
saudaraku dan keluarganya yang lebih membutuhkan masakan ini dari pada saya dan
keluarga saya , silahkan kepala kambing
ini berikan kepada tetanggaku sebelah orang tersebut yang lebih membutuhkannya,
Lalu diberikan kepada tetangganya yang lebih membutuhkan, tetapi tetangganya
juga menjawab seperti jawaban tetangganya yang diberi pertama tadi,
sampai-sampai berpindah-pindah tujuh rumah, dan akhirnya kepala kambing
tersebut kembali kepada rumah yang pertama tadi. Kenapa masing-masing tidak mau menerima
masakan gule kepala kambing ? karena
masing-masing merasa masih bisa bertahan hidup dari pada tetangga sebelahnya,
demikian seterusnya , tetangga sebelahnya juga masih merasa bisa bertahan hidup
dan pada saat itu mereka teringat ayat al Hasr ayat 9 yaitu ,
ويؤثرون علي انفسهم ولو كان بهم خصاصة - - ,
artinya : Dan mereka mengutamakan
( orang-orang Muhajirin ), atas
diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.
Sebagian pendapat mengatakan ayat diatas
turun ketika ada tamu untuk menemui Nabi , diajaklah tamu itu ke rumah Nabi ,
ternyata menurut Siti Aiyah dirumah tidak ada persiapan apapun kecuali seteguk
air putih. Lalu Nabi menemui para
Sahabatnya dan mengatakan : Barang siapa yang menjamu tamuku di malam ini maka ia
berhak masuk surga . ternyata ada salah seorang sahabat Nabi yang bersedia
menjamu tamu tersebut, ia lalu pulang menemui istrinya dan mengatakan kepada
istrinya : ini ada tamu Nabi tolong agar dihormati dengan jamuan makan malam . lalu jawab istrinya : aduh bagaimana kita tak punya
apa-apa kecuali hanya semangkok
bubur untuk persiapan anak kita yang
masih tidur. Gak apa-apa nanti kita bersandiwara saja , kita seakan-akan kenyang , kita siapkan piring dan sendoknya , untuk
tamu dan kita berdua . lalu kita matikan lampu dan seakan-akan kita ikut
makan bersama tamunya. Makanpun segera dimulai dan lampupun dimatikan dan
setelah makan , sampai-sampai tamunya tertidur pulas . Sandiwara ini berjalan
mulus dan ke esokan harinya suami istri tersebut bertemu Nabi , lalu Nabi mengatakan
: Semoga Allah memberkahi atas perbuatan kalian berdua semalam .
Diceritakan
oleh Abdullah ibn Umar , bahwa ia sedang menderita sakit keras, saat itu ia
sangat menginginkan ikan laut yang digoreng agar sembuh dari sakitnya. Akhirnya
salah seorang jamaahnya berusaha mencarikan ikan kesukaan Abdullah Ibn Umar, setelah dapat
ikan lalu dimasak dan dihidangkan oleh pembantunya kepada Abdullah Ibn Umar.
Begitu ikan sudah akan dimakan ternyata
mendadak ada pengemis yang merintih di depan pintu meminta agar ikan goreng
diberikan kepada pengemis tersebut. Dan yang terjadi Abdillah Ibn Umar bahkan
menyuruh kepada pembantunya untuk menyerahkan ikan kepada pengemis, lalu tentu
pembantunya kesal dengan ulah Abdullah Ibn Umar
tersebut, kata pembantunya : cari ikan sulitnya luar biasa , tapi begitu
sudah dimasak malah diberikan kepada pengemis , lalu kenapa diberikan kepada
pengemis ? karena Abdullah Ibn Umar ingat akan Firman Allah :
لن تنالوا البر حتي تنفقوا مما تحبون artinya , kamu tidak akan memperoleh kebaikan
sebelum kamu mensedekahkan harta yang
paling kamu senangi.
ايثار في الشراب 2/ء ايثار بالما, yaitu mengalah dalam soal minuman.
Diceritakan
bahwa ada segolongan sahabat seusai perang Yarmuk mereka mati sayahid. Pada waktu mereka masih
syakaratul maut satu persatu mengalami kehausan yang luar biasa , sehingga ada
salah seorang sahabat yang masih bisa bertahan ia mempunyai segelas air, lalu
diberikan kepada mereka , mulai dari yang paling dekat agar bisa bertahan
hidup, tetapi sahabat yang paling dekat tersebut menolak untuk diberi air, dan
menyuruhnya untuk diberikan kepada yang lainnya, dengan suara terbata-bata ia
mengatakan aku masih sanggup bertahan hidup dan air ini berikan kepada orang
sebelahku ini… begitu berjalan seterusnya, dan mereka semuanya tidak mau minum .
lalu ditengoklah orang yang pertama menolak
tadi, ternyata satu persatu meninggal dalam keadaan mati syahid.
ايثار
في النفس و الروح 3yaitu mengalah dalam soal jiwa/nyawa. Diceritakan
bahwa Sahabat Ali pernah tidur ditempat tidur Rasulullah SAW. untuk
menggantikan Nabi yang pada malam itu di kepung oleh orang-orang kafir yang akan membunuhnya, maka Allah lalu
menurunkan wahyu kepada Jibril, dan Mikail alaihima as salam . Allah menyatakan : kami
akan menemanimu dan aku jadikan diantara kalian ada umurnya yang lebih panjang
dari lainnya , apa kalian ingin umurnya panjang seperti Ali bin Abi Thalib ? bagaimana
kalian mau mengalah untuk menemani tidur Ali bin Abi Tholib berada di tempat tidur Rasululloh ? ternyata
Jibril dan Mikail memilih menjaga Ali bin Abi Tholib , lalu Allah mewahyukan kepada keduanya agar
mengapit Ali, sehingga tidurlah Ali sebagai tebusan dirinya ( mengalah ) bagi
kehidupan baginda Rasul , sampai-sampai Ali terjatuh ditanah dan ia terhindar
dari musuhnya yang waktu itu Jibril
berada didekat kepala Ali dan dan Mikail
berada di kedua kaki Ali, kemudian Jibril menyeru kepada Ali : beruntunglah
kamu wahai Ali yang bersedia mengalah demi kehidupan keselamatan Nabimu. Karena
Tuhanmu telah menjagamu melalui kedua Malaikat.
Itulah salah satu siasat Nabi
dalam menghadapi musuh agar terhindar dari pembunuhan dengan cara memanggil sahabat
Ali untuk menjadi bampernya, dan ternyata Nabi juga selamat dalam melakukan perjalanan
Hijroh ke Madinah disambut oleh kaum
Anshor dengan meriah. Apapun yang mereka ( kaum Anshor ) miliki dipersembahkan
untuk kehidupan kaum muhajirin, mereka dianggap sebagai saudara seiman , seagama tanpa memandang suku/kabilah dari
manapun asalnya.
4. ايثار في
الحياة yaitu, mengalah dalam soal kehidupan .
iisar pada dasarnya dapat
tumbuh dari kekuatan keyakinan dan
kekuatan mahabbah kepada Allah SWT. serta bersabar dalam segala bentuk
kesulitan .
Disampaikan pada kuliah subuh
Ramadhan 1434 H/2013 M di Masjid Al Mubarak Kaweron Talun Blitar.