Senin, 25 Juni 2012


10 FAKTOR PENYEBAB HATI MENJADI MATI

     Dari Syaqiq Al Balqi dia berkata , Ibrahim Bin Adham berjalan-jalan di pasar Basroh lalu orang-orang berkumpul kepadanya ( mengelilinginya )  Ibrahim Bin Adham berkata,  ketika mereka menanyakan tentang Firman Allah 

           ادعوني استجب لكم     Surat Almukminun ayat 60.  Lalu Ibrahim Bin Adham menjawab :

ما تت قلوبكم من عشرة اشيا ء   عرفتم الله ولم تؤدوا حقه   والثا ني  انكم قراْتم كتا ب الله ولم تعملوا به   والثا لث ادعيتم عداوة ابليس  وواليتموه   والرابع  ادعيتم حب الرسول وتركتم اثره وسنته  والخا مسة  ادعيتم حب الجنة ولم تعملوا لها   والسا دس  ادعيتم خوف النار حق ولم تنتهوا عن الذ نوب   والسا بع  ادعيتم ان الموت حق  ولم تستعد له  والثا من  اشتغلتم بعيوب غيركم وتركتم عيوب انفسكم   والتا سع  تاْكلون  رزق الله ولا تشكرونه      والعا شر  تدفنون موتكم ولا تعتبرون بهم   
                                                                                      
Hatimu telah mati karena 10 hal :
1.     Engkau mengenali Allah,  tetapi tidak menunaikan haknya.
2.     Engaku membaca kitab Allah,  tetapi tidak mau mengamalkannya
3. Engkau mengaku bermusuhan dengan iblis,  tetapi engkau mengikuti tuntutannya.
4.   Engkau mengaku cinta Rasul,  tetapi meninggalkan tingkah laku dan sunnah beliau.
5.     Engkau mengaku senang surga,  tetapi tidak berusaha menuju padanya.
6.    Engkau mengaku takut neraka,  tetapi tidak mengakhiri perbuatan-perbuatan dosa.
7.  Engkau mengakui bahwa kematian itu hak (pasti datangnya ),  tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8.  Engkau asyik meneliti aib-aib orang lain,  tetapi melupakan aib-aib dirimu sendiri.
9.     Engkau makan rizki Allah,  tetapi tidak bersyukur kepadaNya.
10.Engkau mengubur orang-orang matimu,  tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa itu ( dari kitab Nashoihul ibad ).

                     Ketika hati seseorang sudah mati maka segala nasehat sudah tak berguna lagi dan yang ada hanyalah hati yang  keras sekeras batu , ia menjadi sombong, keras kepala , dan sejenisnya . Alloh telah mengunci mati hati  dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat ( AlBaqoroh ayat 7 ). Yang dimaksud  adalah orang itu tidak dapat menerima petunjuk dan segala macam nasehatpun tidak akan berguna padanya, lagi pula mereka tidak dapat memperhatikan ayat-ayat AlQur’an  yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Alloh yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.

                Semoga tulisan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati agar senantiasa dapat menerima nasehat dan selalu memancarkan cahaya iman yang sempurna. Amiin,  terimakasih.

Rabu, 20 Juni 2012


HANYA SEPERTIGA

Pada suatu saat,  saya kadang  merenungkan tentang diri  saya , karena dalam seminggu hidup ini dilewati dengan keberadaan saya yang kadang  berada  di rumah ,  di kantor  dan  di  perjalanan yang jauh dan melelahkan  . sehingga saya belum banyak berbuat untuk kebaikan bagi orang lain padahal  dari waktu ke waktu ,  hari berganti hari terus berjalan belum banyak kebaikan yang saya  persembahkan untuk Alloh  SWT. dibandingkan dengan nikmat Alloh SWT. yang kita terima selama ini.

Ada motivasi yang sangat berharga dari seorang ulama besar Lukman Al Hakim terhadap anaknya yaitu : “Wahai anak Adam, sesungguhnya manusia itu merupakan kesatuan dari tiga komponen yang terdiri dari  sepertiga hanya untuk Alloh, sepertiga  untuk dirinya sendiri dan sepertiganya lagi untuk cacing. Sepertiga yang untuk Allah SWT.adalah ruhnya, adapun sepertiga yang untuk dirinya sendiri  adalah amal perbuatannya, dan sepertiga yang untuk cacing adalah tubuh/jasadnya.

Bahwa dulu kita lahir dalam keadaan suci ( fitroh), maka saatnya kembali menghadap Allah seharusnya dalam keadaan suci ( khusnul khotimah  ) , jangan dalam keadaan su’ul khotimah . demikian juga yang sepertiga untuk diri sendiri adalah amal perbuatan kita yang terkadang membawa manfaat dan terkadang membawa madlorot ( bin naf’i  wal idlror ) , maka seharusnya manusia itu saat menghadap Alloh  SWT. dengan  membawa  berbagai   hasil  yang  beguna   ( kemaslahatan  )  , bukan yang merugikan     ( madlorot ). Sedangkan sepertiga bagian cacing  adalah  tubuh/ jasad  kita yang tegap ini menjadi busuk untuk santapan lezat cacing   atau ulat-ulat  dalam tanah.

Itulah sebabnya Siti Aisyah  istri Nabi Muhammad SAW. pernah menyatakan bahwa hidup ini yang terbaik dan bisa kita manfaatkan adalah keberadaan kita pada hari ini, karena hari besuk kita belum tentu menemuinya lagi sedangkan hari yang sudah lewat kemaren segala amal kebaikan kita belum tentu  diteima Alloh SWT.  atau tidak. Sehingga hari sekarang inilah yang terbaik untuk berbuat sesuatu yang maslahah. Karena hanya sepertiga kebaikan  inilah yang bisa kita persembahkan untuk Mu Ya Alloh, Ya Rahman Ya Rohim. Amiin. Terimakasih.

Selasa, 19 Juni 2012


TAKUT KEHILANGAN

 Tidak sedikit orang yang  takut kehilangan,  seperti  : takut kehilangan jabatan, kedudukan, harta benda, atau takut kehingan istri/suami dan anak-anaknya. Orang yang takut biasanya ditandai dengan gelisah, tidak tenang, sampai tidak bisa tidur. Kalau tanda-tanda  tersebut hanya sebentar sifatnya  bisa diatasi dengan berusaha supaya tidak gelisah dengan memperbanyak kegiatan yang memungkinkan dirinya tidak ingat pada penyebabnya. Tetapi kalau takut kehilangan sampai berkepanjangan tentu lain lagi akibatnya bahkan malah tak ada obatnya.

 Bagi orang yang sedang sakit , ia takut tidak sembuh, takut istinya tidak setia lagi pada suaminya karena suami sakit berkepanjangan begitu juga sebaliknya istri  yang lagi sakit kawatir dan takut kehilangan suaminya karena istri sakit berkepanjangan tak kunjung sembuh.  Waktu suami sakit dan membutuhkan operasi, suaminya bilang pada  istrinya “ dik kalau  operasi saya nanti tidak berhasil dan tambah parah sehingga hanya berbaring tak berdaya di atas tempat tidur, apa kamu masih setia padaku  ?,   kalau ada pertanyaan suami seperti ini berarti minimal suami ada sedikit kekawatiran dan takut kehilangan iastrinya jangan-jangan istri lari dari suaminya dan  sudah tidak setia lagi . Belum lagi kalau istinya tak menjawab pertanyaan suami dan malah tersenyum, maka kekawatiran akan kehilangan bertambah-tambah. Tetapi ada pula istri yang menjawab sambil meneteskan air matanya “ sudahlah mas aku akan setia mendampingimu kapan dan dimana saja”, berarti jawaban istinya itu akan menghilangkan ketakutan  suaminya  sehingga tersenyumlah suami .

Ada lagi yang takut kehilangan pengaruh, takut kehilangan kepercayaan , baik majikan  terhadap karyawan  atau sebaliknya maka banyak orang yang berpura-pura  bersikap baik agar tidak terbaca ketakutannya. Dan ternyata hampir setiap orang takut kehilangan  terhadap apa yang sedang di milikinya, termasuk takut akan kehilangan orang yang dicintainya.
Untuk itu silahkan takut kehilangan apa saja dan itu wajar – wajar saja , akan tetapi jangan sampai takut kehilangan IMAN dan ISLAM.  Terimakasih .

Senin, 18 Juni 2012


MEMPERSIAPKAN  MENTAL  ANAK PASCA  PERCERAIAN
ORANG TUANYA


             AlQur’an surat  Al Baqarah ayat 229 memberikan solusi tentang perceraian dengan menyatakan : talak ( yang dapat dirujuki ) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan yang baik ( Faimsaahun bi ma’ruuf au tasriihun bi ihsaan )  , di ayat lain menyatakan : pergauilah istrimu dengan muasyarah bil ma’ruf , artinya rukunlah yang baik dan jika terjadi perceraian, cerailah yang baik. Artinya kalau dulu bertemu dengan baik maka berpisahnya   dengan cara yang baik pula. Akan tetapi perjalanan rumah tangga tak semudah yang dibayangkan , ada saja terjadi konflik, perselisihan, pertengkaran yang terkadang dapat diselesaikan dalam intern keluarga itu sendiri dan bila perla perlu diselesaikan antar keluarga masing-masing.

        Bila tak dapat diselesaikan , maka jalan terakhirnya adalah melalui perceraian dan bila dalam perkawinan telah dikaruniai anak , tentu akan berdampak pada perkembangan mental maupun pisyk anak-anaknya mereka. Dengan kata lain anaklah yang akan menjadi korban pertama yang merasakan dampak perceraian kedua orang tuanya. Sehingga dalam menghadapi perceraian orang tuanya maupun pasca perceraian , anak-anak perlu dipersiapkan mentalnya agar tidak terjadi perubahan drastic pasca  perceraian orang tuanya. Berikut ada tips-tips yang harus dipersiapkan bagi orang tua terhadap anak-anaknya yang menurut Dr. Seto Mulyadi ( psykolog anak ) menyatakan bahwa : perceraian orang tua pasti membawa dampak pada anak-anaknya. Namun baik buruknya dampak yang ditimbulkan dan cepat tidaknya anak mengatasi perasaan yang timbul akibat perceraian orang tuanya sangat tergantung pada kwalitas komunikasi.

     Dari beberapa  saran yang sebaiknya dilakukan orang tua agar anak sukses beradaptasi, jika perceraian terpaksa dilakukan  adalah :
a.   Begitu perceraian sudah menjadi rencana orang tua, segeralah memberi tahu anak bahwa nanti akan terjadi perubahan dalam hidupnya, bahwa nanti  anak tidak lagi tinggal bersama  ayah dan ibu, tapi hanya dengan salah satunya.
b.      Sebelum berpisah ajaklah anak untuk melihat tempat tinggal yang baru ( jika harus pindah rumah ). Kalau anak akan tinggal bersama kakek dan nenek, maka kunjungan ke kakek dan nenek mulai dipersering. Kalau ayah/ibu keluar dari rumah dan tinggal sendiri, anak juga bisa mulai diajak untuk melihat cal;on rumah baru ayah/ibunya.
c.       Diluar perubahan yang terjadi karena perceraian , usahakan agar sisi-sisi lain dan kegiatan rutin sehari-hari si anak tidak berubah. Imsalnya, tetap mengantar anak ke sekolah atau mengajak pergi jalan-jalan.
d.     Jelaskan kepada anak tentang perceraian tersebut, jangan menganggap anak sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa, jelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana. Penjelasan ini mungkin perlu diulang ketika anak bertambah besar/dewasa.
e.      Jelaskan kepada anak bahwa perceraian yang terjadi bukan salah si anak.
f.        Anak perlu selalu diyakinkan bahwa sekalipun orang tua bercerai tapi mereka tetap mencintai anak. Ini sangat penting dilakukan terutrama dari orang tua yang pergi, dengan cara : berkunjung, menelpon, mengirim surat atau kartu, SMS , buatlah si anak tahu bahwa dirinya selalu di ingat dan ada dihati orang tuanya.
g.      Orang tua yang pergi,, meyakinkan anak kalau ia menyetujui anak tinggal dengan orang tuanya yang tinggal bersama anaknya , dan menyemangati anak agar menyukai tinggal bersama orang tuanya itu.
h.      Orang tua yang tinggal bersama anak, memperbolehkan anak bertemu dengan orang tua yang pergi, meyakinkan anak bahwa dia menyetujui pertemuan tersebut dan menyemangati anak untuk menyukai pertemuan tersebut.
i.        Kedua orang tua, merancang pertemuan rutin, pasti, terpredeksi dan konsisten antara anak dan orang  tua yang pergi. Kalau anak sudah mulai beradaptasi dengan perceraian, jadwal pertemuan bisa dibuat dengan fleksibel.
j.        Tidak saling mengkritik atau menjelekkan salah satu pihak orang tua di depan anak.
k.      Tidak menempatkan anak ditengah-tengah konflik . misalnya dengan menjadikan anak sebagai pembawa pesan antar kedua orang tuanya, menyuruh anak berbohong kepada salah satu orang tua, menyuruh anak untuk memihak pada satu orang tua saja. Anak menyayangi kedua orang tuanya. Menempatkannya ditengah konflik akan membuatnya bingung, cemas dan mengalami konflik kesetiaan.
l.        Tidak menjadikan anak sebagai senjata untuk menekan pihak lain demi membela dan mempertahankan diri sendiri. Misalnya, mengancam pihak yang pergi untuk tidak boleh lagi bertemu dengan anak kalau tidak memberikan tunjangan, atau tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan anak supaya pihak yang pergi merasa sakit hati, sebagai usaha membalas dendam.
m.   Tetap mengasuh anak bersama-sama dengan mengesampingkan perselisihan.
n.      Memperkenankan anak untuk mengekpresikan emosinya, beresponlah terhadap emosi anak denmgan kasih saying, bukan dengan kemarahan dan celaan. Anak mungkin bingung dan bertanya, jawablah pertanyaan tersebut baik-baik, dan bukan mengatakan “ anak kecil mau tahu saja urusan ayah ibu “.

         Dari uraian diatas terlihat jelas betapa pentingnya kerjasama orang tua agar anak dapat beradaptasi  dengan sukses dan betapa penting arti keberadaan orang tua bagi anak, saran-saran diatas bukanlah  hal yang mudah dilakukan, apalagi jika perceraian diakhiri dengan perselisihan, ketegangan dan kebencian satu sama lain.  Kalau perceraian memang tak terhindari lagi, maka mari membuat perceraian tersebut menjadi perceraian yang tidak merugikan anak. Anak-anak sangat membutuhkan cinta dari kedua  dan menginginkan keduanya menjadi bagian dalam hidup mereka.

      Perhatian berupa materi memang perlu, namun itu saja sangat tidak memadai untuk membuat anak mampu beradaptasi dengan baik. Jangan lagi menjadikan negeri ini semakin carut marut dengan membiarkan anak-anak kita yang tidak berdosa menjadi terlantar. Ayah dan ibunya yang tak peduli lagi terhadap masa depan anak-anaknya dengan menuruti egonya masing-masing membuat anak tak tentu arah masa depannya, menjadi peminta-minta di lampu-lampu merah,   perempatan  jalan, siapa itu ? mereka antara lain adalah korban ke egoisan dan perceraian kedua orang tuanya.

        Atau orang tua sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu kepada ahlinya untuk mengetahui dampak buruk  pasca perceraian , mempersiapkan  diri menghadapi kehidupan yang mungkin lebih buruk lagi dari pasangan pertamanya  dan dari beberapa kasus ternyata ada pasangan yang beberapa bulan bercerai , lalu menikah lagi dengan pasangan barunya dan tidak lama kemudian mengajukan perceraian lagi dengan suami keduanya karena dirasa suami yang kedua lebih buruk lagi dan masih mendingan suaminya yang pertama . demikian seterusnya dengan suami yang ketiga …dalam hal ini seakan istri menjadi piala bergilir. 

     Allah mengingatkan  “ Wa an takrahu syai’an fahuwa khairrul lakum, Wa an tuhibbu syai’an fahuwa sarrul lakum “boleh jadi apa yang kamu benci itu akan membawa kebaikan bagimu dan boleh jadi apa yang kamu senangi menjadi mala petaka  bagimu .   Allah  telah  memilihkan  pasangan  (  sebagai  suami  istri ) dan pula dikaruniai anak  tetapi banyak yang tidak mensyukurinya .

      Tips-tips diatas agar dibaca terutama pasangan suami istri yang masih labil dan rentan terhadap perceraian , semoga  tulisan singkat ini berguna bagi kita semua  amiin.

Kamis, 14 Juni 2012


YANG ADA HANYALAH “PERUBAHAN”

Di tulisan saya yang lalu, saya telah menulis tentang : ‘ HARI-HARI ITU KAMI PERGILIRKAN DIANTARA MANUSIA’ ,  tulisan berikut ini sebagai lanjutannya yang membicarakan tentang “PERUBAHAN”.

Semua manusia ingin perubahan dalam segala hal tentang dirinya, mulai hal  kecil sampai hal yang gede, dari hal sepele sampai yang bertele-tele , dari  hal negatif   sampai  hal yang positif, sesuai dengan tingkatan umur seseorang  tetapi  jangan dari hal yang  positif ke hal  yang negatif   , kalau terjadi demikian bukan perubahan namanya tapi kehancuran .

Anak yang  belum dewasa  mudah terpengaruh oleh anak-anak se usianya dalam segala hal, termasuk  hal pakaian, dandanan, gaya bicara maupun kebutuhannya  lebih-lebih aksesoris pun ingin ada perubahan.

Apalagi remaja selalu ingin tampil beda dari lainnya, bahkan terjadi perubahan relatif  cepat setelah nonton di TV atau baca majalah dan lihat  gambar-gambar kesukaannya , terutama ingin mencontoh idolanya, sehingga terjadilah perubahan.

Yang dewasa pun demikian dan tidak kalah dasyatnya dengan remaja dalam melakukan perubahan, dulu hidup susah ,  menderita  tetapi sekarang sudah kaya dan  begitu sudah kaya lupa saat  dulu menderita. Itulah perubahan.  Begitu berhasil lupa kepada anak, istri/suaminya yang selama ini menjadi support atas keberhasilannya dan terjadilah perubahan dalam hidupnya ingin poligami,  atau diam-diam kawin sirri dan entah banyak lagilah perubahan disekitar kita ini.

Ada lagi yang hubungannya dengan pekerjaan, jabatan atau profesi seseorang  :  ada kawan saya suatu hari telpon , bahwa dirinya sudah di promosikan menjadi ini dan itu di tempat yang dekat dengan rumahnya, lalu saya jawab  “ya” bersyukurlah , semoga Alloh memberi berkah dan bermanfaat ,  berarti telah terjadi perubahan dari sebelumnya.

Kawan saya lainnya juga telpon, bahwa dirinya di mutasi ke tempat ini dan itu , lalu saya jawab “ya” di syukuri saja semua itu sesuai rencara perubahan dan semoga kerasan di tempat yang baru,  semoga sebentar  lagi dapat promosi sesuai harapan, berarti  sebentar lagi baru ada perubahan.

Ganti saya yang menghubungi kawan lainnya,  bagaimana keadaan sampean ( kamu ) sekarang  kang ?  jawabnya, “ya biasa-biasa saja tak ada perubahan, maksudnya perubahan apa kang  ? saya tanyakan lagi ke kawan tadi, jawabannya tambah melas , ya tak ada perubahan ,  katanya lagi   masak tak tahu apa itu perubahan, saya lanjutkan :    ber sabar saja kang  perubahan itu kan tergantung  siapa yang merubah,  kalau tidak kita sendiri yang melakukan perubahan dan nanti yang melakukan perubahan pun akan berubah sendiri  tinggal menunggu waktu saja  dan jangan kawatir nanti tahun 2013 katanya juga ada perubahan gaji kecil ke gaji gede , berarti perubahan baru akan terjadi tahun depan. 

Apapun predikat yang kita miliki sewaktu-waktu akan berubah sesuai  dengan perubahan waktu dan tempat dan bersyukurlah sampai sekarang kita masih menyaksikan perubahan itu .di dunia ini TAK ADA YANG ABADI dan yang ada hanyalah  PERUBAHAN .
Selamat membaca  dan semoga tulisan ini ada manfaatnya, terimakasih.

Rabu, 13 Juni 2012


PERTANYAAN SYAQIQ BIN IBRAHIM

             Ada hal yang menarik dari seorang ulama’ besar  Syaqiq bin Ibrahim ketika hadir dalam pertemuan akbar dengan mengundang 700 ulama’dalam segala bidang disiplin ilmu  untuk membicarakan dan mencari solusi atas 5 pertanyaan yang diajukan oleh Syaqiq bin Ibrahim, sebagaimana teks dibawah ini :

وقا ل شقيق ابن ابراهيم سا ْلت سبعمائة عا لم  عن خمسة اشياء  فكلهم اجا بوا بجواب واحد  فقلت  -  من العا قل – قا لوا من لم يحب الد نيا – فقلت من الكيس–
 قا لوا من لم تضره الد نيا  - الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت – فقلت من الغني – قالوا الذي يرضي بما قسم الله له – فقلت من الفقير – قا لوا الذي قلبه مع الطلب الد نيا – فقلت من البخيل – قا لوا الذي يمنع حق الله تعا لي من ما له
 (  بهجة الوسا ئل 35   )  
            Diterangkan dalam kitab Bahjatul Wasaail, bahwa Syaqiq bin Ibrahim bertanya kepada 700 ulama tentang 5 perkara : Mereka semuanya menjawab dengan satu jawaban yang sama( sepakat )  :

1.   Kami bertanya, siapakah orang yang berakal itu ?  mereka menjawab, yaitu orang yang tidak mencintai dunia.
2.   Kami bertanya : Siapakah orang yang cerdas itu ? mereka menjawab : yaitu orang yang tidak pernah membuat kerusakan di dunia, yaitu orang yang mendekatkan diri kepada Allah dan beramal untuk kepentinan setelah mati.
3.   Kami bertanya : Siapakan orang yang kaya itu ? mereka menjawab : yaitu orang yang rela atas  pemberian Allah kepadanya.
 4. Kami bertanya lagi , siapakah orang yang fakir itu ?  mereka menjawab : yaitu orang yang di hatinya senantiasa bergantung kepada urusan dunia.
5.  Kami bertanya lagi : Siapakah orang yang bakhil itu ? mereka menjawab : yaitu orang yang menghalangi hak Allah dari harta bendanya.

Konsep melestarikan “cinta”  dalam berkeluarga

           Bermula dari QS, Ar Rum ayat 21 : bahwa pasangan suami istri itu diharapkan menjadi  sakinah, mawaddah, wa rahmah dan juga Hadis Nabi : tentang 4 pilar  keluarga sakinah : idza araadallohu biahli baitin khoiron, faqqohahum fiddin, wa waqqoro kabiruhum shoghirohum…..dan seterusnya,  yaitu : Apabila Alloh menghendaki keluarga menjadi baik maka keluarga harus :
a.      Memiliki kecenderungan kepada agama
b.      Yang muda menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang muda
c.       Sederhana dalam belanja
d.     Santun dalam bergaul dan selalu instropeksi.

            Hadis Nabi yang lainnya menyatakan , “arbaun min saadatil mar’i an takuna zaujatuhu  sholihatan, wa auladuhu abroron,  wa khulathouhu sholihin warizquhu fi baladih”. Ada 4 pilar dalam membentuk keluarga bahagia yaitu :
a.      Suami /istri yang setia ( sholih – sholihah )
b.      Anak-anak yang berbakti
c.       Lingkungan sosial yang sehat
d.     Dekat rizkinya/punya penghasilan tetap.

          Hubungan suami istri atas dasar saling membutuhkan, seperti fungsi pakaian : menutup aurat -  melindungi diri dari panas dingin,   juga sebagai perhiasan dan untuk mencapainya  dapat ditemph dengan membiasakan :

a.    Ta’awun , saling tolong menolong yang tulus diantara suami istri, sangat perhatian satu sama lain
b. Tasamuh, toleransi, menghargai pendapat istri/suami , minta maaf, , tidak menyinggung harga diri suami atau istri.
c.       Tarohum , saling saying menyayangi, tidak menghina, mencemooh dll.
d.    Tabayun, mengecek kebenaran , informasi yang tidak baik , jangan membeberkan kejelekan pasangannya.
e. Tawazun, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban , menyesuaikan pendapatan/pengeluaran dengan kebutuhan ,  belanja dan lain sebagainya dengan mengukur kemapuan diri.
f.      Ta’adul , saling berbuat adil , laksanakan kewajiban dulu baru menuntut hak, jangan mencela makanan, jangan menuntut bersolek dan sebagainya   ( TAQDIMU ADAIL WAJIBAT, ALA THOLABIL HUQUQI ).
g.   Tamattu’, saling menyenangkan, saling membutuhkan dan jangan merasa dirinya saja yang butuh.
h.      Tahabbub,  cinta mencintai.  Lalu ada mahabbah ( muda ) , rahmah ( tua-tua)
Ya minimal  “ - cari satu saja kelebihan istri atau suami.- apalagi kalau suami/istri banyak kelebihannya , ingat saat susah/lemah - ingat saat sakit- pandanglah anak-anak , ingat yang baik-baik saja.
Dengan membiasakan hal-hal diatas akan terjadi revolusi  positif yang luar biasa dalam sebuah keluarga dan dapat menepis dari berbagai gangguan negative , akhirnya akan tercapai keadaan sakinah  , mawaddah wa rahmah , semoga berhasil melaksakannya amiin.   Terimakasih 

Selasa, 12 Juni 2012


DARI DIALOG NABI YA’QUB DAN IZRO’IL

Ada beberapa Nabi yang akrab hubungannya dengan para Malaikat , seperti Nabi Muhammad SAW. sangat dekat dengan Malaikat Jibril, dan  Nabi-Nabi sebelumnya pun  juga akrab dengan Jibril mereka biasa terlibat  berdialog , apalagi kalau Malaikat Jibril sedang datang untuk menyampaikan wahyu dari  Alloh SWT.  demikian juga  Nabi Ya’qub  sering berteman akrab dan berdialog  dengan   Malaikat Izra’ il yang bertugas untuk mencabut nyawa .

Dikisahkan  dalam kitab  Mukasyafatul Qulub, dikatakan bahwa seminggu sekali mereka berdua sering bertemu , suatu ketika  Nabi Ya’qub meminta agar Izro’il memberi kode-kode      ( tanda-tanda ) kepadanya terlebih dahulu sebelum Izro’il mencabut nyawanya  dan hal ini disanggupi Izro’il. Kemudian lama sekali mereka tidak pernah bertemu lagi, baru setelah usia Nabi Ya’qub melebihi 60 tahun, Izro’il datang. , tapi kedatangan Izro’il kali ini justru Nabi Ya’qub terheran-heran mengapa Izro’il demikian tampak sadis, menakutkan dan tidak seramah  seperti dulu lagi ya ?  lalu terjadilah dialog diantara mereka berdua :

Ya’qub   :  adakah keperluan yang sangat penting lagi untuk ku , wahai Izro’il ?
Izro’il      :  ya, aku menemuimu untuk menunaikan tugas  Allah.
Ya’qub   :  Alhamdulillah, dan apa tugas itu ?
Izro’il      :  maaf sahabatku, aku harus segera mencabut nyawamu.
Ya’qub   :  kenapa mendadak ? mana kode-kode ( tanda-tanda )  yang kami minta dulu itu ?
Izro’il    : kami telah memberimu tiga tanda kepadamu, pertama : usiamu telah melebihi 60 tahun, kedua : rambutmu telah beruban  dan ketiga : kekuatan fisikmu telah melemah, itulah tanda kematianmu semakin dekat, bukankah kamu telah menyadarinya  dan itu telah ada pada dirimu ?  ya, ketiganya ada pada diriku , akhirnya Izro’il pun  melaksanakan tugasnya  yaitu mencabut nyawa Nabi Ya’qub  dan sempat Nabi Ya’qub menyatakan betapa sakitnya jika nyawa telah direnggut, namun Izo’il menyatakan bahwa pencabutan nyawa untuknya adalah dilaksanakan sehalus mungkin. Itupun Nabi Ya’qub merasakan bahwa jauh lebih sakit di atas sakit yang dibayangkannya.

Peristiwa diatas dapat dijadikan pelajaran bahwa sebagai salah satu kasyaf Nabi Ya’qub , yang kepadanya diperlihatkan hakikat betapa sakitnya peristiwa pencabutan nyawa agar orang lain dapat memahami ketika berpisahnya roh dari jasadnya,  yang terasa adalah sakit yang luar biasa. Lalu bagaimana kalau bukan orang yang tak sederajat dengan Nabi atau seperti kita-kita ini ?...., sebetulnya banyak kita rasakan bahwa setiap  hari nikmat kita sudah berkurang, penglihatan berkurang, pendengaran berkurang , fisik / badan kita dulu tegar , tegap , tetapi sekarang  sudah sakit-sakitan dan sering mengeluh , makan ini makan itu tidak boleh, ada yang sudah bungkuk, beruban, wajah tidak simetris lagi dan moncong kemana-mana , tangan , kulit  yang sudah keriput  dan apalagi , tentu banyak  kekurangan  kita sekarang . semua itulah sebagai tanda –tanda alami  bahwa ajal sudah dekat.

Semoga kisah diatas menjadi pelajaran yang berharga , selamat membaca dan terimakasih.

Senin, 11 Juni 2012


                                         HAK DAN NASAB ANAK

Kehadiran anak bisa menjadi perhiasan yang menyenangkan bagi orang tuanya ( al malu wal banuna zinatul hayatiddunya )  , tetapi   anak juga bisa menjadi fitnah/musuh bagi orang tuanya   ( innama amwalukum wa auladukum  fitnah ) . Anak  tidak pernah bersalah karena anak lahir dalam keadaan suci dan terserah kedua orang tuanya ingin menjadikan anak-anaknya  sebagai  yahudi, nasrani atau majusi tergantung dari peran orang tuanya.
Banyak orang tua yang tidak memperhatikan hak-hak anaknya, padahal anak-anak sangat perlu mendapatkan penjelasan sejak dini tentang hak-haknya sebagai anak.  Wahbah Azzuhaili dalam kitab : Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu juz 7 halaman 671 menjelaskan bahwa hak anak ada 5 ( lima ) yaitu :

  1. Hak nasab
Seorang anak berhak mendapatkan nasabnya (keturunan siapa ), siapa bapak ibunya. Sebagai seorang ibu yang melahirkan harus mau menjelaskan siapa bapak kandung atau bapak biologisnya, karena anak suatu saat akan bertanya siapa bapaknya.

  1. Hak rodlo’
Seorang anak berhak mendapat penyusuan dari ibu kandungnya, oleh karenanya bagi ibu yang bijak yang tahu tentang hak anak pasti akan menyusuinya  selama anak dalam masa menyusui.

  1. Hadlonah
Anak berhak mendapatkan pemeliharaan langsung dari orang tuanya sampai anak tersebut dewasa/menikah.

  1. Walayah
Anak berhak mendapatkan perlindungan  ( perwalian ) dari orang tuanya, apalagi anak tersebut seorang perempuan membutuhkan wali untuk menikahkannya yaitu ayah kandungnya, siapa walinya harus jelas.

  1. Nafkah
Anak berhak mendapatkan nafkah ( yaitu kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan, dan lainnya )  dari orang tuanya.
Karena itu jika hak-hak anak diabaikan dan apalagi hak-ahak anak sekarang sudah  diatur dalam peraturan perundang-undangan, maka orang yang melalaikan hak-hak anak dapat dituntut di Pengadilan.
Lebih lanjut Wahbah Azzuhaili menjelaskan, bahwa sebab ditetapkannya nasab kepada ibunya adalah karena kelahiran, baik kelahiran itu akibat persetubuhan yang sesuai dengan syariat maupun yang menyalahi syariat. Sedangkan  penetapan nasab kepada ayahnya menurutnya disebabkan  4 hal  yaitu  :

  1. Karena perkawinan yang sah
  2. Karena perkawinan yang fasid/rusak
  3. Karena persetubuhan yang syubhat atau
  4. Karena pengakuan nasab.
Jadi ternyata anak dapat dinasabkan kepada ibunya  saja atau bapaknya saja karena ada  sebab-sebab tertentu.
Demikian tulisan singkat ini semoga menambah pengetahuan kita tentang hak dan nasab anak  , amiin. Terimakasih. 

Rabu, 06 Juni 2012


PENYAKIT AT TAKATSUR

Saling memperbanyak ( bersaing ) telah melengahkan kamu,sampai kamu telah menziarahi kubur-kubur,  hati-hatilah kelak kamu akan mengetahui, hai hati-hatilah kelak kamu akan mengetahui, hati-hatilah jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu akan benar-benar akan melihat neraka jahim dan sesungguhnya  kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yakin ,kemudian pasti kamu akan ditanyai pada hari itu tentang an naim ( QS. At Takatsur ).
At takatsur , menurut M. Qurays  Shihab, menunjukkan adanya dua pihak atau lebih yang bersaing, semua berusaha memperbanyak, seakan akan semua mengaku memiliki lebih banyak dari pihak lain atau saingannya. Tentu persaingan di maksud bertujuan berbangga dengan kepemillikannya. At takatsur juga berarti persaingan antara dua pihak atau lebih dalam hal memperbanyak hiasan dan gemerlapan duniawi , serta usaha untuk memilikinya sebanyak mungkin tanpa menghiraukan norma atau nilai-nilai agama, tak peduli dengan cara halal atau haram. Persaingan yang demikian berakibat seseorang menjadi lengah , karena selalu menyibukkan diri dengan sesuatu sehingga mengabaikan yang lainnya yang biasanya lebih penting.
Didalam ayat yang lain Allah mempertegas faktor-faktor yang dapat melengahkan manusia yang sedikitnya ada 3 ayat yaitu:
-          surat al Hijr ayat 3   ( angan-angan kosong ),
-          surat an Nur ayat 37  ( perniagaan dan jual beli ), 
-          surat al Munafikun dan ayat 9  ( harta dan anak-anak).
Gemerlapnya dunia membuat seseorang bersaing yang tidak sehat, tanpa batas dan menghalalkan segala cara dalam memperoleh keadilan, kebenaran, pangkat, jabatan , harta dengan berbagai cara ( suap, money politik dan lainnya  ) . sehubungan hal diatas pengarang kitab tafsir al Qurtubi ( tafsir al jami’u liahkamil Qur an ) menukil sebuah hadist qudsi , bahwa Rosululloh SAW.. bersabda ; seandainya manusia ( yang lengah )  memiliki satu lembah yang penuh emas, niscaya pasti ia masih menginginkan lembah yang kedua, tidak ada yang memenuhi rongga (ambisi) putra putri adam kecuali tanah.
Masih dalam  Tafsir Al Jamiu liahkamil Qur’an juz 20 hal. 115  dan 116/ tafsir Al Qurthubi, Ia mengutip dari shohih muslim.
وفي صحيح مسلم عن مطرف عن ابيه قال –اتيت النبي صلي الله عليه وسلم وهو يقراء – الها كم التكا ثر – قال – يقول ابن اد م – مالي مالي – وهل لك يا بن اد م   من ما لك الا ما اكلت  فا ْفنيت   – او لبست   فا ْبليت –     او تصد قت فا ْمضيت – وما سو ي ذلك فذاهب وتا ركه للنا س            
Artinya : Dijelaskan dalam Shohih Muslim dari Muthorrif dari ayahnya :ia berkata, sambil membaca Al hakumut takatsur, Rasulullah SAW. Bersabda : Putra Putri Adam berkata, Hartaku, Hartaku “ , Hai manusia engkau tidak memiliki dari (apa yang engkau anggap ) hartamu kecuali apa yang telah engkau makan dan engkau habiskan, atau apa yang engkau pakai dan lapukkan, atau apa yang engkau sedekahkan sampai habis, Selain dari itu semuanya akan engkau tinggalkan untuk orang lain. HR. Muslim melalui Muthorrif.
Hasil dari penyakit at takatsur membuat seseorang dalam segala hal tidak obyektif, tidak adil dalam memutuskan suatu persoalan hukum maupun persoalan sosial kemasyarakatan .Kenapa harus bersaing ? padahal milik kita yang sebenarnya ya yang menempel di badan kita ini. 
Selamat membaca tulisan ini, teimakasih.


HARI-HARI ITU KAMI PERGILIRKAN DI ANTARA MANUSIA 
 (  QS. Ali Imron ayat 140 )

            Kalau dalam perang uhud mereka tidak memperoleh kemenangan, bahkan menderita luka dan pembunuhan, dan dalam perang badar mereka dengan gemilang meraih kemenangan  dan berhasil menawan dan membunuh sekian banyak lawan mereka, maka itu adalah bagian dari sunnatullah. Firman Allah . hari-hari itu  kami pergilirkan diantara manusia  merupakan salah satu dari sunnatullah.dan perlu di ketahui bahwa pergantian hari kemenangan dan kegagalan adalah buat manusia. Allah tidak mengatakan pergantian itu antara orang mukmin dan orang kafir. Demikian juga firman Allah , dan supaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman, mengandung makna bahwa ujian dengan kemenangan dan kekalahan itu perlu di adakan karena jika orang-orang yang beriman terus menerus menang, maka semua orang akan memihak kepada mereka. Dan ketika itu tidak dapat lagi di bedakan dalam kehidupan nyata mana yang mukmin, mana yang munafik dan mana pula yang kafir , bahkan tidak lagi dapat di bedakan mana yang kuat dan teguh pendiriannya, dan mana pula yang lemah.
        Selanjutnya Allah menyatakan ; supaya sebagian kamu dijadikanNya syuhada; memberi isyarat bahwa  gugur di dalam medan juang, adalah anugrah Ilahi serta kehormatan yang sangat tinggi , karena Allah yang memilih siapa yang di kehendakiNya untuk gugur di medan juang. 

           Bisa jadi giliran kita sukses  atau berhasil maupun giliran kita gagal. atau giliran senang atau susah, giliran lagi diatas tapi tiba-tiba ada dibawah, disaat tertentu ada perasaan suka tapi kemudian tiba-tiba dapat giliran duka, ditambah lagi menderita. sekarang atau hari ini kita ada dimana , sebentar  kemana lagi , atau besuk ada dimana lagi  ternyata tidak ada yang tahu, bahkan tahun depan entah ada dimana lagi. itulah giliran , apa kita tidak percaya lagi dengan  firmanNya. Harta , Pangkat, jabatan, istri/suami  dan lainnya hanyalah giliran semata. 
waktu perang uhud kum muslimin mendapat giliran kalah  hancur luluh lantak tak berdaya menghadapi pasukan kafir  tetapi waktu perang badar kaum muslimin mendapat gilran menang dengan gemilang. lalu giliran kita yang terakhir adalah menunggu giliran mati. setelah itu giliran surga atau neraka, selesailah riwayat hidup ini ternyata hanya menunggu gilran,   apa artinya giliran berikutnya  ? terimakasih tulisan ini semoga ada manfaatnya.

Senin, 04 Juni 2012

3  HAL YANG HILANG DALAM RUMAH TANGGA

Bila orang datang ke Kantor Urusan Agama ( KUA ) ia akan senang, bahagia, sukacita , karena sebentar lagi sang idaman hati akan dimilikinya melalui perkawinan yang sah. Hati berdebar-debar membayangkan malam pertamanya, Ibarat mendapatkan surga  dunia, kecuali hanya yang terpaksa saja kedatangan mereka ke KUA kaena tepaksa kawin atau dipaksa kawin karena suatu sebab tertentu seperti dimintai pertanggungjawabannya karena telah terjadi kecelakaan atau sudah hamil sebelum menikah. . Tetapi sebaliknya orang datang ke Pengadilan Agama ia akan kehilangan 3 hal yaitu : kehilangan sakinah, mawaddah dan rahmah. Hati terasa hancur berkeping-keping . ibarat  ada neraka dalam rumah tangga.
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita untuk membentuk keluarga yang bahagia kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa  agar mencapai tujuan sakinah, mawaddah wa rahmah. Tujuan tak akan berhasil jika 3 hal tersebut hilang, karena sesuatu sebab tertentu yang tak dapat diselesaikan melalui perdamaian.
Islam menganjurkan agar sedapat mungkin perceraian itu sebagai pintu darurat , jalan terakhir menyelesaikan masalah rumah tangga. Dalam pasal 149 Kompilasi Hukum Islam , bahwa akibat perceraian karena talak maka bekas suami wajib :
a.    Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla dukhul.
b.      Memberi nafkah, maskan dan kiswah , kepada bekas istri selama masa iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz damn dalam keadaan tidak hamil.
c.       Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separuh apabla qabla dukhul.
d.      Memberikan biaya hadhonah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur 21 tahun.

    Jika 3 hal ( sakinah, mawaddah wa rahmah ) telah hilang maka yang paling cepat merasakan akibatnya adalah anak-anaknya dan keluarga besar kedua belah pihak. Oleh karena perceraian ibarat pintu darurat, maka laksanakanlah dengan cara-cara yang baik seperti perintah Alqur’an surat Al Baqoroh ayat 229 : fa imsakun bimakrufin au tasrihun bi ihsan pisahlah dengan cara-cara yang baik atau rukunlah dengan cara-cara yang baik , di ayat lain 231.  Fa amsiku hunna bimakrufin au sarrihu hunna bimakrufin.  Padahal semestinya menerapkan  surat An Nisa ayat 19,.   wa asyiruu hunna bil makruf , agar tujuan perkawinan dapat tercapai.
Demikian semoga tulisan ini bermanfaat amiin.