Selasa, 04 Desember 2012

BEKAL

Bekal adalah sesuatu yang dipersiapkan  buat digunakan dalam perjalanan  ( Kamus Besar Bahasa Indonesia  Gita Media Pess  hal 119 ) . dan jangan lupa sebelum pergi harus disiapkan bekalnya, ketika orang  sedang mendaki gunung ternyata bekal  air habis   , terpaksa orang mencari air ke lembah. bekal juga berarti Simpanan atau sesuatu yang diharapkan dapat digunakan jika di perlukan.

Jika dimasa muda  orang tekun mencari bekal  ilmu, maka dimasa tua tak akan sia-sia , modal untuk memulai usaha itu kita perlu mengumpulkan bekal lebih banyak lagi. banyak ungkapan tentang berbekal, jika hidupmu berbekal amal, maka matimu akan selamat dari siksa Tuhan karena itu lebih baik berbekal ilmu dari pada berbekal harta. Allah SWT. menyuruh manusia untuk menambah sebanyak-banyak dan sebaik-baik  bekal. dan sebaik-baik bekal adalah bekal  Taqwa .orang yang bijaksana tentu akan membekali diri maupun keluarganya dengan sebaik-baik bekal. lalu bekal apa yang telah anda berikan untuk diri dan keluarga anda ?  Untuk berlayar harus cukup bekal, karena hidup ini ibarat orang sedang berlayar mengarungi lautan yang luas dan ombak , badai yang dasyat, sekarang ini sangat dibutuhkan bekal ilmu, skill  , pengalaman,  di berbagai sektor kehidupan , manusia tanpa bekal tak berguna hidupnya, apalagi tak punya bekal taqwa, berbahagialah orang-orang yang banyak bekalnya dalam menghadapi kehidupan ini, wa tazawwadu fa inna khairazzadi at taqwa.  terimakasih.

KHUTBAH WUKUF ARAFAH *)
BERTAUBAT  DAN MENGHARAP AMPUNAN ALLAH
Oleh :  Drs. Sudono Al-Qudsi,  M.H.     
      
الحمد لله رب العا لمين - الذي قال في كتا به الكريم – الحج اشهر معلومات - فمن فرض فيهن فلا رفث ولا فسوق ولا جدا ل في ا لحج - وما تفعلوا من خير يعلمه الله – وتزودوا فان خير الزاد التقوي – واتقون يا ؤلي الاْلباب -  اشهد ان لااله الا الله  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ - وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نبي بعد ه - ،  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اجمعين - أَمَّا بَعْدُ – عباد الله أُوْصِيْكُمْ وَايايْ بِتَقْوَى اللهِ – فقد فاز المتقون -  قال الله تعالي  في كتا به الكريم – واعبد ربك حتي ياْتيك اليقين  - لبيك اللهم لبيك – لبيك لا شر يك لك لبيك – ان الحمد والنعمة لك والملك – لا شريك لك - 
Para tamu Allah, muslimin wal muslimat dhuyuufullah wa dhuyuufurrohmaan…!
Pada hari  yang  penuh rahmat dan maghfiroh ini, marilah kita panjatkan puji syukur yang setulusnya kepada Allah SWT. Yang telah menjadikan hari arofah ini sebagai hari yang teramat mulia.  Sholawat dan salam semoga terlimpah bagi Nabi besar  Muhammad Saw. Yang telah menyampaikan  risalah  Allah  SWT sehingga mengantarkan   umatnya ke jalan yang terang yang diridhohi Allah SWT.
Siang ini kita ditakdirkan oleh Allah berkumpul di tempat yang mulia ini, tempat dimana setiap do’a pasti akan dikabulkan, siapapun yang bertaubat, Allah pasti menerimanya dan mengampuni dosa-dosa kita, sebanyak apapun dosa-dosa itu melumuri tubuh kita.
Hari ini adalah hari yang paling di rindukan, di impi-impikan  oleh seorang muslim agar bisa menyempurnakan keislamannya, hari ini adalah hari yang di idam-idamkan, siang dan malam, oleh  orang-orang yang merindukan bisa bertemu dengan Allah, sesungguhnya pada saat ini Allah membanggakan kita di hadapan para MalaikatNya, Allah berjanji, hari ini dosa-dosa diampuni, dan doa-doa di ijabah, andaikata kita wafat hari ini, insya Allah bagi haji mabrur, tiada balasan dari Allah selain surga. Saat ini adalah saat yang paling tepat masing-masing jamaah dipersilahkan untuk mengkondisikan dirinya berkonsentrasi kepada Allah, melakukan perenungan, ber muhasabah atas dirinya, apa yang telah dilakukan selama hidupnya, merenungi kebesaran dan keagungan Allah melalui Asma’ul HusnaNya dan merenungi  hari akhirat.
Mari kita bentangkan dosa-dosa kita di padang Arofah ini, ingatlah satu-persatu dosa-dosa  yang pernah kita lakukan, ingatlah betapa waktu kita selama ini  habis terbuang sia-sia karena lebih banyak digunakan untuk memperindah kehidupan dunia . hari ini kita harus mengakui dengan sejujur-jujurnya  dan seikhlas-ikhlasnya , tanpa rasa sombong, dihadapan Allah adalah puncak amaliah  haji. Inilah arofah,  wukuf kita ini adalah untuk mendefinisikan hakikat keberadaan kita di hadapan Allah SWT., sekalipun sebenarnya Allah telah mengetahui ini semua.
Hari ini Allah mendekat sedekat-dekatnya  kepada orang-orang yang wukuf di Arofah untuk mendengarkan ungkapan dan keluhan-keluhan hambanya, menatap  dari dekat wajah dan perilaku hamba-hambanya. Disebutkan dalam hadis qudsi  yang artinya : Lihatlah kepada hambaKu di Arofah yang lesu dan berdebu , mereka datang kesini dari penjuru dunia, mereka datang memohon rohmatKu sekalipun mereka tidak melihatKu, mereka minta perlindungan dari adzabKu, sekalipun mereka tidak melihat Aku.  Rasulullah SAW. menyatakan dalam sabdanya : bahwa Allah mendekat kepada orang-orang  yang di Arofah, dengan bangga Allah  bertanya kepada para Malaikat , apa yang diinginkan oleh  orang – orang yang sedang wukuf itu ?
Pada hari ini Allah senang sekali jika kita berdo’a kepadaNya, Ia mengabulkan semua do’a kita disini, sebagaimana Rosulullah bersabda dalam hadis yang lain : bahwa diantara berbagai jenis dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan melakukan wukuf di Arofah      bahkan Allah murka ketika manusia tidak yakin dosanya diampunkan di Arofah,  disebutkan oleh Al khatib dalam kitab  Al Muttafaq  wal Muftaroq , Rasulullah SAW.  menyatakan bahwa “  yang paling besar dosanya diantara manusia adalah seseorang yang berwukuf di Arofah lalu berprasangka bahwa Allah tidak memberinya ampun.
Jama’ah haji yang saya banggakan, demikian agung dan mulianya hari Arofah ini, meskipun wukuf hanya beberapa jam saja, namun sungguh sangat penting berdo’a di Arofah, disaksikan dari dekat oleh Allah SWT. dan dibangga-banggakan Nya kita dihadapan para MalaikatNya.
Hai Malaikat Ku, apa balasan bagi hambaKu ini, ia bertasbih kepadaKu, ia mengagungkanKu, ia mengenaliKu, ia bershalawat kepada NabiKu, wahai para malaikatKu, saksikanlah bahwasanya Aku telah mengampuninya, Aku memberi syafaat kepadanya, jika hambaKu memintanya tentu akan Ku berikan untuk semua yang wukuf di Arofah ini.
Semoga siapapun yang dihadirkan di padang arofah ini tidak terbesit sedikitpun dihatinya kesombongan, sehingga merasa diri lebih baik dari yang lain. Berhajinya kita bukan merupakan jaminan bahwa kita lebih baik dari saudara-saudara kita di tanah air. Sungguh malu dan sangat malu jika kita merenungi kehormatan dan kemuliaan ibadah haji ini dengan kualitas diri kita yang sangat jauh dari kepantasan kualitas seorang hamba yang shalih.
Bahkan semua ini bisa menjadi “hutang” yang harus kita bayar dan kita pertanggung-jawabkan. Siapa tahu kita berada di tanah suci saat ini justru berkat doa orang-orang  shalih yang memintakan ampunan untuk manusia yang banyak  dosa seperti kita ini. Boleh jadi ampunan yang mereka mohonkan untuk kita itulah yang kemudian mengantarkan kita berada di tanah suci ini.
Saudara–saudaraku, kaum muslimin dan muslimat Rohimakumullah.
Padang Arafah hari ini seolah-olah tampil sebagai miniatur padang Mahsyar, dimana manusia berkumpul di hadapan kebesaran Allah SWT semuanya bertanggung jawab atas perbuatan dan kelakuannya masing-masing. Pangkat, jabatan dan harta kekayaan yang selama ini kita kejar ternyata tidak bisa menyelamatkan kita, bahkan keluarga terdekat kita selama ini yang kita manjakan ternyata juga tidak bisa berbuat apa-apa, untuk membantu kita pada hari itu. Malah tidak jarang semua itu menjadi alasan dan penyebab untuk menyiksa kita. Di Padang Arafah ini, kita pun telah menanggalkan atribut sosial kita, semua jabatan dan pangkat,  kita lepaskan pada hari ini. Yang melekat di badan kita,  hanyalah dua lembar kain ihrom. Kondisi seperti ini mengingatkan kita pada alam Barzah. Di alam Barzah nanti kita hanya ditemani kain kafan yang membungkus kita. Karena itu tiada yang kita harapkan dari Wuquf kita saat ini. kecuali ter ampuninya dosa-dosa kita dan terhapusnya kesalahan-kesalahan kita yang sudah membalut sekujur “tubuh” kita, sebab kita sadar betul, apalah artinya hidup dengan lumuran aib dan dosa yang melekat di tubuh ini.
Dosa telah membuat manusia harus kehilangan keberkahan dalam hidupnya, juga keberkahan dalam rizki, harta dan apa saja yang dimilikinya,   akibatnya manusia kehilangan ketenangan , juga kehilangan kebahagiaan justru di tengah–tengah genangan materi yang mengitarinya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan hati nuraninya, sehingga mereka berbuat, berbicara, mendengar dan melihat bukan lagi karena dorongan hati nurani, melainkan karena kepentingan hawa nafsunya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan kepekaan terhadap sesama, nilai-nilai kasih sayang yang selama ini dijunjung-luhurkan dalam kehidupan sesama manusia telah berubah, berganti menjadi kebencian dan permusuhan bahkan pertikaian saling jatuh menjatuhkan. Kedengkian pun akhirnya menjadi penyakit epidemik, senang melihat yang lain susah dan susah melihat yang lainnya senang.
Dosa telah membutakan mata hati manusia, sehingga mereka tidak lagi bisa membedakan antara yang benar dan salah, haram dan halal,  haq dan batil. Akibatnya mereka kehilangan rasa bersalah saat berbuat salah, tiada beban saat berbuat dhalim kepada sesama, bahkan banyak diantara mereka bisa merasakan nikmatnya makanan hasil mencuri, sembari membanggakan kepada orang lain.
Dosa telah membuat manusia kehilangan rasa takut kepada Allah, juga kepada balasan buruk di akhirat kelak. Mereka juga kehilangan rasa cinta kepada Allah juga kepada kebaikan. Saat  rasa takut kepada Allah menghilang,  maka akan hadirlah rasa takut kehilangan dunia, dan ketika rasa cinta kepada Allah pun tergadaikan,  maka akan muncullah rasa cinta terhadap dunia.
Dosa telah menggiring manusia kejurang-jurang kehinaan yang membuat mereka kehilangan kemuliaan yang tersimpan dalam nilai-nilai kemanusiaan dirinya.
Dunia masa kini tak ubahnya bagai gelapnya belantara hutan,  di dalamnya berkumpul segala macam binatang. Binatang-binatang tersebut harus tunduk kepada hukum rimba yang sengaja diciptakan untuk melindungi kepentingan mereka yang perkasa dan berkuasa. Entah sudah berpuluh, beratus, beribu, bahkan berjuta korban telah dipersembahkan buat  santapan  mereka yang mengklaim, atau tepatnya memaksa dirinya, menjadi penguasa rimba belantara ini.
Allah Ta’ala berfirman :
   ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت ايد الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون      
“Telah nampak kerusakan di darat dan dilaut diakibatkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali” (Arrum : 41)
Tamu-tamu Allah yang dirahmati-Nya…!
Saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup di dunia. Namun hidup saat ini hanyalah bermakna menjalani sisa umur belaka. Bertambah waktu bagi kita adalah satu langkah mendekati liang kubur. Entah sampai kapan Allah meng- anugrahkan sisa umur ini untuk kita. Boleh jadi ada diantara kita yang oleh Allah diberi kesempatan hidup bertahun-tahun lagi. Mungkin diantara kita ada yang sisa umurnya tinggal beberapa bulan ini, atau beberapa pekan ini, atau boleh jadi ada diantara kita yang oleh Allah diberi kesempatan untuk menghuni tanah haram ini sebagai tanah peristirahatan menunggu saat-saat dibangkitkan di hari kiyamat nanti.
Sungguh alangkah indahnya jika umur yang tersisa ini, umur yang penuh dengan kasih sayang Allah, hari-hari yang kita lalui selalu sarat  dengan magfirrah dan rahmat Allah.
Alangkah indahnya jikalau di sisa umur ini kita menjadi ahli sujud, yang selalu rindu bersujud kepada Allah, alangkah beruntungnya jika lidah ini selalu basah menyebut kalimah Allah, alangkah bahagianya adaikata hari kita ini,  hari yang penuh keikhlasan, apapun yang kita lakukan  hanya Allah saja yang kita tuju, hari-hari yang kita jalani adalah hari-hari yang bersemangat untuk memperbaiki diri agar dicintai oleh Allah, hari-hari yang tersisa menjadi hari-hari yang bersemangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi  Allah , agar bisa menjadi bekal pulang ke akhiat.
Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari yang penuh dengan kemuliaan, penuh dengan kebaikan, kita menantikan saat kepulangan kita dengan penuh harap agar bisa wafat husnul khatimah.
Hadirin Hadirat sekalian !
Alangkah indahnya jikalau malaikat Maut menjemput kelak, tubuh kita sudah bersih dari dosa, aib-aib sudah terhapus, orang-orang yang kita sakiti sudah mau memaafkan kita, tidak ada harta haram yang melekat pada tubuh ini. Alangkah bahagianya jika malaikat menjemput kelak, tubuh kita terbasuh air wudhu, air mata kita sedang menetes merindukan Allah, lidah kita sedang lirih nan syahdu menyebut nama Allah, keringat bahkan darah kita sedang bersimbah di jalan Allah. Alangkah beruntungnya andaikata saat kepulangan nanti kita benar-benar sudah siap dengan bekal yang cukup.
Duhai alangkah bahagianya kalau di akhirat nanti kita dipanggil Allah dengan seindah-indah panggilan. Kita dipertemukan dengan kekasih-kekasih-Nya tercinta, para nabi,  rasul, para syuhada’ dan shalihin. Alangkah damainya jika diakhirat nanti, kita bertemu denga Rasul kekasih kita Muhammad SAW, hidup bertetangga dengan beliau di surga Allah SWT.
Namun sebaliknya, alangkah malangnya bagi orang yang mati dalam keadaan tidak terampuni, dosa berlimpah, aib menggunung, kenistaan bagai berselimut yang membungkus. mati dalam keadaan munafik. Mati di tempat ma’shiyat (na’uudzubillah).
Wahai saudaraku, mau kemana lagi, hidup di dunia hanya mampir sebentar, bukan di sini tempat kita yang sebenarnya. Lihatlah bayi-bayi sudah mulai lahir , anak-anak kecil sudah mulai hadir, merekalah yang akan menggantikan kita. Mungkin diantara kita ada yang beberapa tahun lagi, atau beberapa bulan lagi, atau ini mungkin hari terakhir kita. Bisa jadi besok kita tidak bangun lagi. Siapkah andai malam nanti malaikat Maut datang menghampiri kita? walau bagaimanapun kita harus siap, karena kita pasti akan mati. Kita sering sekali  mempermainkan ampunan Allah, kita bertaubat, tetapi sebentar, kemudian melakukan maksiyat. Betaubat hanya dibibir saja.
Pada siang ini kita berkumpul disini ingin mengikrarkan sebagai manusia yang terpanggil dengan julukan manusia – manusia yang beriman, sebagai manusia baru yang telah dicelup 40 hari lamanya, sebagaimana manusia yang menyambut seruan dan panggilan Allah SWT.,  40 hari lamanya telah dibakar hangus dosa yang pernah kita lakukan, baik disadari ataupun tidak disadari.
Haru hati kami ya Allah pada siang ini, telah berbaur antara sedih dengan gembira. Sedih karena kami harus berpisah dengan Padang Arafah yang penuh barakah. Sedih karena mungkin kami harus mengarungi berbagai hidup yang mungkin akan ganas, khawatir kalau-kalau kami tidak kuasa menghadapinya. Kami ingat pada orang tua yang telah tiada, ingat pula pada handaitaulan, tetangga, kawan karib dan jama’ah yang telah mendahului kami, kami ingat semuanya.
Terbayang pada ingatan kami perilaku yang tidak senonoh yang pernah kami lakukan. Ampuni ya… Allah,  dosa-dosa kami. Kami tak kuasa menderita akibat panasnya api neraka, namun dibalik semua itu perasaan  gembira kami meluap karena siang ini kami masih diberikan kesempatan untuk berkumpul bersama jamaah haji sedunia dan se iman, 
Jamaah haji rahima kumullah
Betapa cepat roda perubahan mengitari kita. Di tahun lalu banyak diantara kita yang masih tampak segar bugar, namun kini telah terkulai lemah tidak berdaya. Bahkan ada pula tetangga Jama’ah Haji bersebelahan, atau Jema’ah Haji yang telah mendahului kita.
Kita tidak pernah menyadari kapan giliran itu tiba pada kita, sekalipun ajal itu datang tanpa permisi, masih juga kita beranggapan bahwa kematian hanya terjadi pada orang lain. Diantara kita ada yang masih mampu shalat berjama’ah setiap saat di tahun lalu, akan tetapi di tahun ini kemampuan fisiknya sudah renta. Ditahun lalu ada yang masih mampu berjalan mengunjungi berbagai pengajian, namun di tahun ini sudah tidak berdaya. Bagi mereka ini kita panjatkan do’a semoga Allah memberikan tempat yang baik di Jannatun-Na’im
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Patut kita syukuri nikmat berkumpul di Padang Arafah seperti ini, yang entah berapa kali kita mengalaminya, hanya Allah yang mengetahuinya. Hati tak ingin cepat mati, namun ajal tak dapat ditolak. Alhamdulillah kita masih diberi umur panjang sampai hari ini.
Namun demikian pula , patut kiranya kita resapi senandung seorang penyair yang berbunyi :
فَرَضَ عَلىَ النَّاسِ اَنْ يَتُوْبُوْا œ لَكِنْ تَرْكَ الذُّنُوْبِ اَوْجَبُ
وَالصَّبْرُ فىِ النَّآئِبَاتِ صَعْبٌ œ لَكِنْ فَوْتَ الثَّوَابِ اَصْعَبُ
وَالدَّهْرُ فىِ صَرْفِهِ عَجِيْبٌ œ لَكِنْ غَفْلَةَ النَّاسِ اَعْجَبُ
وَكُلُّ مَا قَدْ يَجِئُ قَرِيْبٌ œ لَكِنَّ اْلمَوْتَ مِنْ ذَاكَ اَقْرَبُ
Betapa nikmat manusia yang sempat taubat, œnamun lebih nikmat apabila ia luput dari ma’shiyat.
Alangkah berat menghadapi musibah, œnamun lebih pahit apabila pahala tidak tergamit.
Sungguh ajaib betapa waktu melenyap cepat, œtapi tidaklah lebih ajaib ada insan tak sadar saat.
Setiap yang akrab terasa dekat, œakan tetapi tidaklah maut lebih melekat?
Selanjutnya penyair bersenandung :
يَا مَنْ بِدُنْيَاهُ اِشْتَغَلْ œ قَدْ غَرَّهُ طُوْلُ اْلأَمَلْ
أَوْ لَمْ يَزَلْ فىِ غَفْلَةٍ œ حَتَّى دَنَا مِنْهُ اْلأَجَلْ
اَلْمَوْتُ يَأْتِى بَغْتَةً œ وَالقَّبْرُ صنَدُوْقُ اْلعَمَلْ
اِصْبِرْ عَلىَ أَهْوَالِهَا œ لاَ مَوْتَ اِلاَّ بِاْلأَجَلْ
Wahai manusia yang disibukkan dunia, yang terpedaya harapan hampa.
Masih  jugakah  engkau  lalai, sementara ajal semakin mendekat?
Kematian datang dengan sigap, kubur merupakan kurungan perbuatan.
Bersabarlah karena kehebatannya, tiada kematian tanpa ajal.
Kematian tidak diundang ataupun dicegah. Ia datang tanpa permisi, tanpa diminta, tanpa mengenal anak ataupun remaja, tak pandang tua ataupun muda. Datang atas perintah Allah SWT. Apa pula yang diungkapkan bumi yang kita injak? Imam Ibnu Hajar Al asqolani             ( Imam Nawani ) Dalam kitab Nasoihul ibad , beliau mengutip pendapat  Anas bin Malik r.a mengatakan bahwa bumi tempat kita berpijak merasa aneh melihat perilaku manusia. Sehingga bumi mencoba menarik perhatian manusia dengan sepuluh ungkapannya yang bernada sinis :
يَا ابْنَ آدَمَ تَسْعَى عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَمَصِيْرُكَ فىِ بَطْنيِ ، وَتَعْصِي عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتُعَذَّبُ فىِ بَطْنيِ ، تَضْحَكُ عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتَبْكِيْ فىِ بَطْنِيْ ، وَتَفْرَحُ عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتَحْزَنُ فىِ بَطْنِيْ ، وَتَجْمَعُ اْلمَالَ عَلىَ ظَهْرِيْ ، وَتَنْدَمُ فىِ بَطْنِيْ ، وَتَأْكُلُ اْلحَرَامَ عَلىَ ظَهْرِيْ .
“wahai bani Adam ! Engkau seharian modar-mandir berusaha di atas punggungku, padahal perutku menjadi tempat kembalimu. Engkau melakukan ma’shiyat di atas punggungku, namun kelak menangis dalam perutku. Engkau bersenang-senang di atas punggungku, namun bersedih hati di dalam perutku. Engkau tumpuk-tumpuk hartamu di atas perutku, padahal kelak engkau menjadi makanan ulat dan cacing dalam perutku. Engkau hidup gembira di atas punggungku, namun menjadi hina dalam perutku. Engkau bersuka ria di atas punggungku, namun bermuram durja kelak di dalam perutku. Engkau berpesta pora di sinar matahari, bulan dan lampu di atas punggungku, namun kelak kau masuk kegelapan dalam perutku. Engkau dapat menghadiri perkumpulan-perkumpulan di atas punggungku namun kelak akan menyendiri dalam perutku”.

Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda di dalam hadist Qudsi: “Jika hamba-ku mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal maka aku mendekatkan diri-Ku sehasta dan apabila ia mendekatkan diri kepada- Ku satu hasta,  Aku mendekatkan satu lengan dan bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan,  aku datangi ia dengan berlari, Allah berfirman: barang siapa lalai dari mengingat Yang Maha Rahman maka syaitan akan menyesatkannya dan ia menjadi sahabatnya”.
Pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini kita semua mengharap rahmat, ridha dan ampunan Allah SWT. Mudah-mudahan kita kembali ke tanah air dalam keadaan bersih dan suci bagaikan anak yang baru lahir, mendapatkan Haji Mabrur. Amiin .

                                      Khutbah kedua wukuf Arafah tahun 2012  
الحمد لله – الحمد لله رب العالمين  -   الذي قال فى كتابه الكر يم – ولله علي الناس حج البيت من استطع اليه سبيلا  -  اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له – و اشهد  ان  محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده  -  اللهم صل علي سيد نا محمد -  وعلي اله  واصحا به ومن وله -  ايها الجحاج  -  رحمكم الله  -  اتوا الله -   اتوا الله   حق تقا ته  - ولا تموتن الا وانتم مسلمون – قال تعالي في كتابه الكر يم – ان الله وملائكته يصلون علي النبي يا ايها الذين امنا صلوا عليه وسلموا تسليما – وقال الله في اياته الاْخري -  ان الاْبرار لفي نعيم  -   وان الفجار لفي جحيم -    اللهم صل علي سيد نا محمد -  وعلي اله  واصحا به اجمعين – وعن التابعين – وتابع التابعين وتابعهم باءحسان الي يوم الدين  وارحمنا معهم برحمتك يا ارحم الراحمين – اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين و المسلمات - الاْحياء منهم والاْموات - اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ حَجًّا مَبْرُوْرًا ، وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا ، وَذَنْباً مَغْفُوْرًا ، وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً ، وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ ، يَا عَالِمَ مَا فىِ الصُّدُوْرِ اَخْرِجْنَا يَا اَلله مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلىَ النُّوْرِ  - ربنا اغفر لنا ذنوبنا  ولاءخوننا الذين سبون بالائمان  ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين امنوا  ربنا انك رؤف رحيم – ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار – عباد الله – ان الله ياْمر بالعد ل والاءحسان  وا يتاء ذي القربي وينهي عن الفخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون -  فاذكروا الله العطيم يذكركم – واسئلوه من فضله يعطيكم – ولذكر الله اكبر -  والسلا م عليكم ورحمة الله وبركا ته   -    

*) disampaikan pada  khutbah wukuf arafah pelaksanaan haji tahun 2012 M/1433 H pada  hari kamis 25 Oktober 2012 .











Selasa, 11 September 2012


8  HAL YANG TIDAK PERNAH PUAS


Sabda Nabi Muhammad SAW.

1.     Al ainu minannadhari ( mata tak pernah kenyang dengan melihat ).
2.     Wal ardlu minal mathori ( bumi tak pernah kenyang dari curah hujan)
3.     Wal unsa minad dzakari ( wanita tak pernah kenyang dengan  lelaki )
4.     Wal alimu minal ilmi ( orang alim tak pernah kenyang dari ilmu )
5.     Was sailu minal masalati ( peminta tidak pernah kenyang dengan permintaan)
6.     Wal harisu minal jam’i  ( orang rakus tak pernah kenyang dengan penumpukan harta )
7.     Wal bahru minal ma’i  ( laut tak pernah kenyang dari air )
8.     Wan naru minal kathobi ( api tak  pernah kenyang dari kayu bakar ).



Senin, 10 September 2012

KATIKA  HARUS  MEMILIH


Manusia sering di hadapkan pada suatu pilihan dan ketika itu harus memilih satu saja  diantara dua pilihan atau lebih. sekali lagi jangan salah memilih, sebodoh apapun kalau disuruh memilih antara sakit dan sehat, pasti akan memilih sehat, antara pahit dan manis, tentu memilih yang manis. antara yang baru dan yang lama pasti memilih yang baru sekalipun yang baru belum tentu berkwalitas seperti memilih kendaraan dan sebagainya pati memilih yang baru .

Di dunia ini memang banyak pilihan, termasuk seseorang dalam memilih untuk mencintai kepada sesuatu yang secara berlebihan , karena kalau memilih mencintai sesuatu secara berlebihan , bisa  berakibat  kehancuran. termasuk orang yang suka membanding-bandingkan pilihannya dengan pilihan orang lain , membandingkan istri/suami orang lain yang belum tentu setia selamanya , tapi ini banyak terjadi , di pinggir jalan saja ada teman yang biasanya menunggu teman lainnya mau boncengan dengan  sepeda motor buthut  dan kelihatan cukup mesra selama dalam perjalanan  , tetapi di hari yang lain teman yang di pinggir jalan tadi begitu ada mobil temannya yang lain yang lewat walaupun mobil tidak baru mau saja diajak bareng , sehingga hari itu dia menentukan pilihannya untuk memilih naik mobil temannya , maka lain kali yang terjadi adalah putus hubungan dengan yang biasanya memboncengkan dengan sepeda motor buthut tadi. 

Islam memberikan tuntunan kepada seseorang dalam memilih untuk mencintai siapa saja , maka pilihan yang utama adalah memilih mencintai Allah dan RasulNya , sedangkan pilihan lainnya dipersilahkan asal jangan cinta itu mengalahkan cintanya kepada Allah dan RasulNya , kalau sampai terjadi salah memilih mencintai maka tunggulah saat kehancuran.

Katakanlah " jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dai pada Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan Allah dan RasulNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada  orang-orang fasik ( QS. At Taubah ayat 24 ). 

Kamis, 26 Juli 2012




SOMBONG

Sombong adalah menghargai diri sendiri secara berlebihan, congkak, tabiatnya agak aneh (Kamus Besar Bahasa Indonesia hal. 1083 ) ternyata dalam Alqur'an dapat ditemukan dalam surah Al A'rof ayat 166, yang artinya : Tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka larang mengerjakannya, Kami katakan kepada mereka, jadilah kamu kera hina terkutuk.
Alloh SWT. ketika menghadapi kaum yang tidak mau beriman kepadaNya dan mereka telah diupayakan dengan terlebih dahulu dengan peringatan-peringatan tetapi tetap tidak mau beriman,  maka Alloh menegaskan dengan firmanNya : KUN FAYAKUN jadilah, maka terjadilah seperti kutukan Allah kepada mereka kaum Bani Isro'il yang membangkang dan sombong maka jadilah mereka kera yang terkutuk.
kalau dalam kondisi seperti sekarang ini maka mungkin kita menghadapi orang-orang yang keras hatinya tidak mau melaksanakan ajaran-ajaran Islam , lalu kita mengutuk mereka jadilah kamu kera, perkataan seperti ini mungkin tidak akan terjadi tetapi bisa terjadi  melalui sifat-sifat kera yang akan terjadi , juga rupa wajahnya seperti kera, atau hatinya seperti hati kera, atau pikirannya seperti kera, bahkan para pemuka agama Yahudi ( bani Isro'il ) sebagaimana dalam surah Al Maidah ayat 60, mereka yang membangkang atau sombong dijadikan kera dan babi. maka seketika itu mereka benar menjadi kera dan babi.
ada tiga kelompok yang pada saat itu yaitu ;
1. kelompok penduduk yang diberi nasehat agar pada hai itu tidak mencari ikan 
2. kelompok yang pernah memberi nasehat dan telah berputus asa tidak melanjutkan  nasehatnya.
3.kelompok yang masih melanjutkan nasehatnya untuk dua tujuan yaitu , a. kewajiban nasehat-menasehati dan  b. siapa tahu nasehatnya  menyentuh hati sehingga mereka sadar  dan ternyata kelompok yang ketiga itulah kelompok yang terpuji karena ada kewajiban untuk mengingatkan mereka agar tidak tersesat jalan menuju neraka. fadzakkir fa innadzdzikro tanfa'ul mukminin. ( salinglah ingat mengingatkan siapa tahu bermanfaat bagi orang-orang mukmin). Demikian tulisan hai ini, selamat membaca. Terimakasih 


ARDZALIL  UMUR


والله  خلقكم ثم  يتوفكم  و منكم من يرد الى ارذ ل العمر  لكى لا يعلم بعد علم شيئا      
ان الله عليم قد ير     
Alloh SWT. menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan diantara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah ( pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui Lagi Maha Kuasa  ( QS. An Nahl  ayat 70  ).
Manusia diciptakan  Alloh dalam keadaan sempurna  (  ahsani taqwim ) dibandingkan dengan mahluq lainnya, lihatlah dan perhatikanlah fungsi masing-masing organ tubuh manusia  ( tangan, kaki, mata, telinga dan lainnya ) , kesemuanya bertugas saling melengkapi dan terasa berkurang fungsinya jika organ satu dengan lainnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti salah satu ada yang sakit, cidera dan lainnya.
Ada diantara manusia yang akan dikembalikan kepada “ ardzalil umur “  ( pikun )  supaya dia tidak lagi mengetahui sesuatupun yang pernah diketahuinya , seperti sering lupa,tidak ingat lagi terhadap apa yang baru saja di katakannya , lemah pikirannya , kembali  kekanak-kanakan  dan sebagainya.  Kalau demikian  berarti ada manusia yang tidak  termasuk kedalam   “ ardzalil umur “ ,  dan diantara agar tidak menjadi “ ardzalil umur “ yaitu dengan banyak dzikir, betasbih , dan membaca AlQur’an . Orang-orang yang membaca AlQur’an dihindarkan dari ardzalil umur.  AlQur’an surat Al Maidah ayat 82 menyebutkan : Dan Kami turunkan dari AlQur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan AlQu’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzolim  selain kerugian.  Diriwayatkan dalam shohih Muslim : bahwa barang siapa membaca : La ilaha illalloh wahdahu la syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai'in qodir 100 X maka sama dengan
-         --Memerdekakan  10 orang budak
-        -- 100 kebajikan
-         --100 kesalahan dihapus
-        --Aman dari godaan setan baik siang maupun malam.
Menurut sabda Rasululloh yang diriwayatkan Abu Hurairah :  barang siapa yang membaca 100 X ucapan Subhanalloh wal hamdu lillah di siang hari maka dosa-dosanya dihapus walau sebanyak buih di lautan dan yang tersisa hanya kebaikannya. Sebagian ulama, bahwa  yang teragung adalah ucapan : la ilaaha illalloh  wahdahu la syaika lah, tiada Tuhan selain Allah tiada sekutu bagiNya. Termasuk dalam shohih Bukhori , riwayat Abu Hurairah dinyatakan : Kalimatani khofifatani fil lisan stakilatani fil mizan habibatani ilar rahman, subhanalloh wa bi hamdihi subhanallohil adhimi .
Mus’ab bin Sa’ad menuturkan bahwa ayahnya pernah bercerita : ketika kami bersama Rasululloh beliau berkata : mampukah kalian mencari kebaikan  setiap harinya ?  salah seorang   diantara kami  bertanya ?  bagaimana  kami  mencari kebaikan ?.... Nabi menjawab : bertasbihlah 100 X maka baginya dicatat 1000 kebaikan atau dihapuskan 1000 keburukan ( HR. Ahmad bin Hambal dan Darimi ).
Terakhir ayat tersebut ditutup dengan kalimat . Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui Lagi Maha Kuasa  , ini menunjukkan bahwa betapa kuasanya Alloh mengetahui siapa saja orang-orang yang lemah dan kuat imannya dengan caraNya sendiri dan agar menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja  dan apalah artinya diberikan hidup panjang umur tetapi pikun dan lebih baik jika hidupnya  panjang umur lagi berkualitas sehingga hidupnya bermakna bagi orang lain.
Demikian catatan saya hari ini semoga kita tidak termasuk min ardzalil umur.

Rabu, 25 Juli 2012


4  hal  paling berat untuk dilaksanakan

Sahabat  Ali  mengatakan :

ان اصعب الاْعمال اربع خصال العفوعند الغضب والجود فى العسرة والعفة
 فى الخلوة وقول الحق لمن يخا فه او ير جوه نصائح العباد –

( Inna as’abal a’mali arba’u khisholin, al afwu indal ghodhobi, wal judu fil usroti, wal iffatu fil kholwati, wa qoulul haqqi liman yakhofuhu au yarjuhu. Dari kitab Nashoihul Ibad ).
Amal perbuatan yang sungguh paling berat ada empat, yaitu  :  memberi maaf disaat marah,  suka berderma disaat kesulitan, berbuat iffah 
( menjaga diri ) disaat kesepian , dan berkata benar terhadap orang yang ditakuti atau diharapkan jasanya.   
   
Marah adalah sifat manusia   akan tetapi setiap orang dituntut untuk menahan emosinya agar pahala puasanya tidak habis sia-sia, apalagi dengan orang yang tidak disenanginya, karenanya cobalah minta maaf atau memaafkan orang itu, namun memang tidak sedikit orang yang bertahan dan tidak mau memaafkannya karena perbuatan meminta maaf atau memaafkan sungguh berat maka latihlah sejak sekarang untuk mau memaafkan orang .

Berderma tidak harus menunggu saat mampu atau kaya tetapi di saat sulitpun harus mampu berderma, tetapi kebanyakan orang, sulit untuk melaksanakan dermanya pada saat susah/melarat. yang kaya saja enggan apalagi yang hidupnya susah.

seseorang yang lagi sendirian apalagi saat-saat sepi lalu ada wanita cantik atau pria tampan  datang menghampirinya, dan mengajaknya untuk bermesraan tetapi orang yang diajaknya menolak sehingga terhindar dari dosa. karenanya berat untuk bertahan dalam iffah apalagi  tetap menjaga diri dari dosa adalah sangat berat. 

Berkata sejujurnya, sebenar-benarnya sangat berat bagi bawahan terhadap atasan, buruh terhadap majikannya, atau berkata kepada orang yang diharapkan menjadi sumbe pendapatan ataupun tehadap oang yang di takutinya.

Demikian catatan saya hari ini mudah-mudahan ada manfaatnya amiin. terimakasih. 

DHOHIRNYA FADHILAH  , BATHINNYA FARIDHOH

Dalam  beribadah sehari-hari terkadang  dilaksanakan  secara berlebihan , padahal semua ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah semua ada tuntunannya,  Sahabat Usman bin Affan  ra. Sudah memberikan  patokan  dengan  mengatakan   :  
           
اربعة  ظا هرهن فضيلة  و با طنهن فريضة  - مخالطة الصالحين فضيلة والاءقتداء بهم فريضة - وتلاوة القراْن فضيلة   والعمل به فريضة  -  وزيارة القبور فضيلة  والاءستعداد لها فريضة وعيادة المريض فضيلة   واءتخذ الوصية فريضة     
  
( Arba’atun dhohiruhunna fadhilah, wa bathinuhunna faridhoh, mukholithotus sholihin fadhilah wal iqtida’u bihim faridhoh, wa tilawatul qur’an fadhilah wal amalu bihi faridhoh  wa ziyarotul qubur fadhilah wal isti’dadu laha faridhoh, wa iyadatul maridli fadhilah wattikhodul wasiyati faridhoh ).
Artinya  : Empat  hal lahirnya  keutamaan dan bathinnya kewajiban yaitu : bergaul akrab dengan orang-orang sholih itu keutamaan, sedangkan mengikuti jejak mereka adalah kewajiban. Membaca AlQur’an itu keutamaan,  sedangkan mengamalkan isinya adalah kewajiban. Ziarah kubur itu keutamaan, sedangkan mempersiapkan diri menuju kematian adalah kewajiban.dan menjenguk oang sakit adalah keutamaan, sedangkan  berwasiat dikala sakit  adalah kewajiban.
Bahwa berkumpul dengan orang-orang sholih sangat dianjurkan tetapi ada kewajiban untuk mengikuti petunjuk-petunjuknya karena apa yang disampaikan semata-mata amar makruf nahi munkar maka ikutilah petunjuknya.

Bahwa banyak orang hanya sekedar membaca Alqur’an , tetapi banyak juga yang tidak tidak tahu isinya, apalagi mengamalkannya yang merupakan kewajiban bagi umat Islam.

Bahwa juga banyak orang berziarah kubur, tapi tidak sedikit yang belum membekali  diri dengan amal kebajikan dalam menghadapi kematian yang sewaktu-waktu mendadak datangnya. Kaenanya bekal untuk menghadapi kematian adalah wajib.

Sedangkan tentang wasiat menjelang kematian Nabi SAW. besabda  : orang yang dihalangi dari pahala dan kebajikan adalah orang yang enggan mengeluarkan wasiat    ( Hadis dari Anas menurut riwayat Ibnu Majah ). Tetapi  barang siapa mati dengan meninggalkan wasiat, maka ia mati pada jalan Alloh, sunnah, taqwa dan syahadah, juga mati dengan memperoleh  ampunan Alloh.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya amiin.

HIKMAH BERPUASA

Setiap yang telah diwajibkan Alloh, pasti ada hikmahnya,  termasuk kewajiban berpuasa bulan Ramadlon,  hikmahnya antara lain adalah :
1.  Mendidik kita untuk berbuat jujur. Jujur sangat diperlukan oleh siapapun orangnya, dimanapun kita berada, dengan siapapun orangnya. Dan hasil dari kejujuran adalah kemenangan, keberhasilan,keuntungan, menambah teman, dan yang utama lagi akan mendekatkan kepada kebenaran yang pada akhirnya Allah membalasnnya dengan surga. Tetapi sebaliknya siapa yang tidak jujur, akan menambah masalah, akan berhadapan dengan teman maupun lawan, menyulitkan kehidupannya, dan akan menuntunnya ke neraka. Semua itu telah diajarkan oleh ibadah puasa. Ada orang atau tidak, dilihat orang atau tidak , tetap berpuasa, karena hanya Allah yang tahu bahwa kita berpuasa, tidak membutuhkan ada pengawasan atau tidak , karena pengawasnya langsung dari Alloh SWT.
2.   Mendidik kita untuk berbuat disiplin dalam segala tindakan . Puasa kalau belum sampai waktunya untuk berbuka, walau kurang satu menitpun tak akan berbuka walau hidangan berbuka telah tersedia. Tetapi karena hanya Allah yang Maha Mengetahui, maka timbul rasa takut bahwa Allah melarang sebelum sampai pada waktunya berbuka puasa. Disiplin sangat diperlukan didalam semua aspek kehidupan, dan jika kita tidak disiplin maka yang terjadi adalah kehancuran, kemerosotan, dan ketidak stabilan akan terjadi dimana-mana.orang yang disiplin akan menyelamatkan dirinya dari semua aspek kehidupan, disiplin di pejalanan, dirumah dan dimana saja ia berada, lebih-lebih disiplin dalam melaksanakan perintah-perintah Alloh dan RasulNya, semua itu ada dalam amalan ibadah puasa.
3.   Mendidik kita untuk bersabar. Segala sesuatu harus dipertimbangkan secara cermat, tepat, sesuai dengan porsi yang sebenarnya. Banyak godaan didalam melaksanakan ibadah puasa, dari hal yang kecil sampai yang besar. masih didalam bulan puasa ini  KPK menggeledah dan menangkap koruptor yang tekait dengan korupsi pajak, bayangkan saja di bulan ramadlon seperti ini apalagi di bulan –bulan lainnya, karenanya sabar sangat diperlukan bagi siapa saja, yang tua, yang muda, yang sehat maupun yang sakit semuanya membutuhkan kesabaran dalam menghadapi masalah masing-masing dan tanpa kesabaran maka makna puasa akan hilang dan hanya memperoleh lapar dan dahaga semata.
4. Mendidik kita untuk berjiwa social, dapat ikut merasakan penderitaan sebagaimana yang telah dirasakan oleh orang-orang faqir miskin. Yaitu dengan memberikan kewajiban zakat fitrah kepada mereka agar ikut bergembira dengan datangnya hari raya. Khud min amwalihin shodaqotan tuthohhirhum watuzakkihim biha.
5.     Mendidik kita untuk rendah hati, tidak sombong. Sifat sombong adalah bukan sifatnya orang yang beriman. Alloh selalu menghargai orang-orang yang beriman,dengan memanggilnya dengan ungkapan : Wahai orang-orang yang beriman , telah diwajibkan kepadamu untuk berpuasa., wahai orang-orang yang beriman, jika panggilan adzan telah dikumandangkan, maka bersegeralah kamu menuju ke masjid untuk shalat jum’at dan tinggalkanlah segala aktifitasmu, karena yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Lalu apa yang kita sombongkan dalam hidup ini  toh akhirnya segala nikmat yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah SWT. Tsumma latus alunna yaumaidzin anin na’im.
6.   Mendidik kita untuk mengendalikan emosi. Setiap manusia bisa saja emosi masalahnya, akan tetapi dengan berpuasa semuanya akan terkendali . orang yang sedang bepuasa begitu emosi maka puasanya tidak bernilai apa-apa, Rasululloh SAW.  bersabda bahwa orang yang paling kuat bukanlah orang yang badannya kekar tetapi orang yang paling kuat adalah orang yang mampu menahan emosinya disaat sedang marah. Karenanya bagi orang yang tahu tentang hikmah puasa romadlon pasti  ia menginginkan setahun ini mengharapkan dijadikan sebagai bulan romadlon.
Demikian sedikit dari himmah puasa tentu masih banyak lagi hikmah yang belum terurai disini, semoga puasa kita direrima Alloh SWT. amin.