ABDULLAH
IBNU UMAR SOSOK SI KECIL CERDAS
( Jawaban
atas Pertanyaan Rasulullah )
Oleh : Sudono Al-Qudsi
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallahu Ta’ala dalam buku Membentuk
Kepribadian Muslim Ideal menurut al-Qur’an dan as-Sunnah tulisan Dr ‘Ali
Hasyimi, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan pertanyaan kepada para
sahabat, “Sebutkan sebuah pohon yang dapat diumpamakan seperti seorang Muslim?
Ia berbuah setiap saat sesuai kehendak Tuhannya dan tidak mudah jatuh daunnya?”
Di majlis yang mulia itu, semua sahabat
terdiam. Tidak ada yang bisa menyampaikan jawaban atas pertanyaan Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mulia. Pun dengan Sayyidina Abu Bakar
ash-Shiddiq dan Sayyidina ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhuma. Keduanya
diam. Sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan jawabannya. Setelah
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan jawaban, para sahabat pulang ke
kediamannya masing-masing.
Dalam
perjalanan pulang, Sayyidina ‘Umar bin Khaththab berjalan bersama buah hati
kebanggaannya, ‘Abdullah bin ‘Umar. Sang anak shalih ini bertutur, “Ayah,
sebenarnya aku telah menduga bahwa jawabannya adalah pohon kurma.”
“Mengapa engkau tidak menyampaikan jawaban itu kepada
Rasulullah, wahai anakku?” tutur sang ayah. “Jika
(tadi) engkau menyampaikan jawabannya, hal itu lebih aku sukai melebihi ini dan
ini.” pungkas sang ayah. “Tidak ada yang
menghalangi aku untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaan Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam,” ujar sang anak, “kecuali karena aku melihat engkau dan Abu
Bakar ash-Shiddiq tidak berkata satu kata pun. Aku sungkan.”
Sayyidina
‘Abdullah anak ‘Umar telah memberikan teladan yang sangat indah kepada kita.
Beliau urung menyampaikan jawaban atas pertanyaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam lantaran rasa hormatnya kepada Sayyidina ‘Abu Bakar ash-Shiidiq dan
Sayyidina ‘Umar bin Khaththab, ayahnya. Padahal,
‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma mengetahui jawabannya. Ia telah
membuat perkiraan jawaban. Dan perkiraan itu tepat, sebagaimana jawaban yang
disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kisah ini,
seharusnya membuat kita merenung. Apalagi, banyak kaum Muslimin baru belajar
yang sok tahu dan sok menyalahkan para ulama yang belajar lebih dahulu dengan
guru yang lebih ‘alim serta faqih dalam urusan agama. Berkacalah pada laki-laki ini. Ia mengetahui jawaban atas
pertanyaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi memilih diam karena di sana
terdapat Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina ‘Umar bin Khaththab.
Demikian semoga ada manfaatnya tulisan
sederhana ini. Termakasih