BERDO’ALAH
SEJAK KANDUNGAN RINGAN SAMPAI BERAT
Oleh : Drs. H. Sudono Al-Qudsi,
M.H.
Dalam kehidupan berkeluarga
tentu mengharapkan buah kasih sayang berupa kehadiran anak. Oleh karena itu
agar anak menjadi orang yang sholih/sholihah maka sejak dalam kandungan agar
kedua orang tuanya selalu berdoa, membacakan ayat-ayat suci Al qur’an sejak
kandungan ringan sampai kandungannya berat ( orang jawa : mengistilahkan dengan
sebutan “ Tingkeban”.
Berikut ini ayat Al qur’an yang mengisyaratkan agar kedua
orang tua senantiasa berdoa saat istrinya sedang mengandung. Berikut ini Prof.
Qurais Shihab menafsirkan ayat berikut yaitu :
* uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur @yèy_ur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry z`ä3ó¡uÏ9 $pkös9Î) (
$£Jn=sù $yg8¤±tós? ôMn=yJym ¸xôJym $ZÿÏÿyz ôN§yJsù ¾ÏmÎ/ (
!$£Jn=sù Mn=s)øOr& #uqt㨠©!$# $yJßg/u ÷ûÈõs9 $oYtGøs?#uä $[sÎ=»|¹ ¨ûsðqä3uZ©9 z`ÏB úïÌÅ3»¤±9$# ÇÊÑÒÈ !$£Jn=sù $yJßg9s?#uä $[sÎ=»|¹ xyèy_ ¼çms9 uä!%x.uà° !$yJÏù $yJßg9s?#uä 4
n?»yètGsù ª!$# $£Jtã tbqä.Îô³ç ÇÊÒÉÈ
189.
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia
merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya
(suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami termasuk
orang-orang yang bersyukur". 190. Maka tatkala Allah memberi kepada keduanya
seorang anak yang sempurna, Maka keduanya[588] menjadikan sekutu bagi Allah
terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha
Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
oyÏnºur §øÿ¯R `ÏiB : Mayoritas ulama memahaminya dalam arti Adam,
ada juga seperti Syeh Muhammad Abduh mengartikan, jenis manusia lelaki dan wanita.
Dengan demimian ayat ini
memberi kesan bahwa pasangan suami istri hendaknya menyatu menjadi satu jiwa,
arah dan tujuan, sehingga mereka benar-benar sehidup dan semati bersama, karena
jiwa suami adalah juga jiwa istrinya.
$ygy_÷ry $pk÷]ÏB@yèy_ur : Allah menjadikan dari nafsin wahidah itu
pasangannya mengandung makna bahwa , pasangan suami istri hendaknya menyatu sehingga menjadi diri yang
satu, yakni menyatu dalam perasaan dan pikirannya, dalam cita dan harapannya,
dalam gerak dan langkahnya, bahkan dalam menarik dan menghembuskan nafasnya,
itu sebabnya pernikahan dinamai Zawaj ( واج ز( yang berarti
berpasangan, disamping dinamai nikah ( نكاح ) yang
berarti penyatuan ruhani dan jasmani.
Suami dinamai وجز dan istripun demikian.
$pkös9Î) `ä3ó¡uÏ9 yaitu agar suami merasa tenang dan cenderung
hatinya kepada istrinya,dan begitu pula sebaliknya. kata سكن(sakana
) adalah ketenangan yang
didahului oleh kegelisahan.lalu lahirlah kata سكين ) sikkin ( berarti
pisau.ketenangan dan kecenderungan hati yang kemudian melahirkan birahi itulah
antara lain yang mendorong mereka melakukan hubungan suami istri dan yang pada gilirannya membuahkan anak,
tanpa birahi, maka kedua orang tua tidak akan melakukannya, sebab buah hubungan
tersebut akan berat dirasakan ibu saat
kehamilan dan persalinan, dan berat juga buat bapak
karena adanya tanggungjawab menyangkut anak-anaknya.
$yg8¤±tós? : berasal dari
غشي/ghasiya
berarti menutup. Aisyah menuturkan : Rasul SAW. tidak pernah
melihat saya , saya pun tidak pernah melihatnya, ini melukiskan hubungan beliau dengan Rasul. , tanpa menyebut apa yang
“dilihatnya” karena dalam konteks hubungan suami istri hal tersebut telah jelas
maksudnya.
ô ¾ÏmÎ/ N§yJsù : terdapat dua makna : yaitu , tidak menghiraukan dan atau berarti sang ibu meragukannya, apakah ia
mengandung atau tidak dan apakan akan lahir sempurna atau cacat, kedua makna
itu benar adanya. Karenanya do’a ibu bapak kepada Allah untuk dianugerahi anak
yang sholeh, sempurna dan tanpa cacat,
adalah gambaran dari gejolak hati setiap orang tua, baik do’a itu mereka
ucapkan, maupun hanya terlintas dalam hati. Do’a tersebut adalah gambaran pertama
dari cinta orang tua terhadap anaknya.
úïÌÅ3»¤±9$# : dari
kata “ syukur “ adalah menggunakan nikmat Allah sesuai dengan tujuan
penganugerahannya . Mensyukuri kehadiran anak, berarti mendidiknya dengan
mengembangkan potensi-potensinya, sehingga ia dapat mengenal Allah Tuhan Yang
Maha Esa dan berguna untuk masyarakatnya.
Bahkan diceritakan dalam
suaru riwayat, bahwa pada awal kehamilan, Hawa’ tidak tahu
dan ia mengatakan هو :ما apa ini ? . maka dengan
berjalannya waktu, ia terkejut ( فزعت لذ لك ) dan ia didekati iblis. Menurut Al Kalbi ,
iblis mendatangi Hawa’ menyamar sebagai
seorang lelaki , yang waktu itu kehamilan Hawa’ semakin berat , iblis
bertanya “ apa yang ada dalam perutmu ?
jawab Hawa’ : saya tidak tahu ‘ iblis
lalu bekata lagi , aku kawatir isi perutmu adalah binatang (bahimah ) ,
kemudian kata-kata iblis itu oleh Hawa’ disampaikan kepada Adam dan sempat
keduanya meragukan kabar dari iblis tersebut. Setelah Adam dan Hawa’ hilang keraguannya maka
keduanya terus dan terus berdoa kepada Allah agar diberi anak yang sholeh ,
sempurna dan tidak cacat, Wallahu A’lamu Bishshowwab. Sekian terimakasih dan mohon maaf.