MENUNGGU GILIRAN
Sudono Al-Qudsi
Ali-‘Imran: 140
إِن
يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ وَتِلْكَ
الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka
sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang
beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur
sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Tafsir (Ibnu Katsir)
Tafsir Surat Ali-‘Imran: 137-143
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kalian
sunnah-sunnah Allah Karena itu. berjalanlah kalian di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
(Al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kalian bersikap lemah, dan
jangan (pula) kalian bersedih hati, padahal kalianlah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kalian orang-orang yang beriman. Jika kalian (pada
Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada Perang
Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami
pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya
Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya
sebagian kalian dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada.
Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan
agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan
membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kalian mengira bahwa kalian akan
masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara
kalian, dan belum nyata orang-orang yang sabar. Sesungguhnya kalian
mengharapkan mati (syahid) sebelum kalian menghadapinya; (sekarang) sungguh
kalian telah melihatnya dan kalian menyaksikannya. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman, ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin ketika mereka mengalami
musibah dalam Perang Uhud hingga tujuh puluh orang di antara mereka gugur.
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kalian
sunnah-sunnah Allah. (Ali Imran: 137) Yakni telah berlalu hal yang seperti ini
di kalangan umat-umat sebelum kalian, yaitu mereka yang mengikuti nabi-nabi.
Tetapi pada akhirnya akibat yang terpuji adalah bagi mereka, sedangkan
kekalah-an dialami oleh orang-orang kafir. Karena itulah maka dalam firman
selanjutnya disebutkan: Karena itu, berjalanlah kalian di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Ali
Imran: 137) Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: (Al-Qur’an) ini
adalah penerangan bagi seluruh manusia. (Ali Imran: 138) Yaitu di dalam
Al-Qur’an ini terkandung penjelasan semua perkara secara gamblang perihal apa
yang dialami oleh umat-umat terdahulu bersama musuh-musuh mereka.
dan petunjuk serta pelajaran. (Ali Imran: 138)
Artinya, di dalam Al-Qur’an terkandung berita umat-umat sebelum kalian,
petunjuk bagi hati kalian, serta peringatan bagi kalian agar kalian menghindari
hal-hal yang diharamkan dan semua perbuatan dosa. Kemudian Allah subhanahu wa
ta’ala Berfirman menghibur hati kaum mukmin: Janganlah kalian bersikap lemah.
(Ali Imran: 139) Yakni janganlah kalian menjadi lemah dan patah semangat karena
apa yang baru kalian alami. dan jangan (pula) kalian bersedih hati, padahal
kalianlah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kalian orang-orang
yang beriman. (Ali Imran: 139) Maksudnya, akibat yang terpuji dan kemenangan
pada akhirnya akan kalian peroleh, wahai orang-orang mukmin.
Jika kalian mendapat luka, maka sesungguhnya kaum itu
pun mendapat luka yang serupa. (Ali Imran: 140) Yakni apabila kalian mengalami
luka dan sejumlah orang dari kalian ada yang gugur, maka sesungguhnya
musuh-musuh kalian pun pernah mengalami nasib yang serupa, yaitu ada yang
terbunuh dan ada yang terluka dalam perang sebelumnya. Dan masa-masa itu, Kami
pergilirkan di antara manusia. (Ali Imran: 140) Yaitu Kami pergilirkan
kemenangan itu bagi musuh kalian atas diri kalian dalam sesekali waktu,
sekalipun pada akhirnya akibat yang terpuji kalian peroleh, juga kemenangan.
Kami lakukan demikian itu karena kebijaksanaan Kami
yang mengandung hikmah (buat kalian). Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:
dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman. (Ali Imran: 140) Ibnu
Abbas mengatakan bahwa dalam kondisi seperti itu kita dapat melihat siapa yang
bersabar dan teguh dalam menghadapi musuh-musuh. dan supaya sebagian kalian
dijadikan-Nya sebagai syuhada. (Ali Imran: 140) Yakni agar sebagian dari kalian
gugur di jalan-Nya dan mengorbankan jiwanya untuk memperoleh keridaan-Nya.
Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan
agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman. (Ali Imran: 140-141) Yaitu
menghapuskan dosa-dosa mereka jika mereka mempunyai dosa. Jika mereka tidak
mempunyai dosa, maka derajat mereka ditinggikan sesuai dengan musibah yang
telah menimpanya. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: dan membinasakan
orang-orang yang kafir. (Ali Imran: 141) Karena sesungguhnya apabila mereka
memperoleh kemenangan, niscaya mereka akan bertindak sewenang-wenang dan
congkak. Hal tersebut menjadi penyebab bagi kehancuran dan kebinasaan mereka,
hingga lenyaplah mereka.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Apakah
kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah
orang-orang yang berjihad di antara kalian, dan belum nyata orang-orang yang
sabar. (Ali Imran: 142) Yakni apakah kalian mengira bahwa kalian masuk surga,
sedangkan kalian belum mendapat ujian melalui peperangan dan keadaan-keadaan
yang susah. Seperti halnya yang disebutkan di dalam surat Al-Baqarah, melalui
firman-Nya: Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum
datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan
(dengan bermacam-macam cobaan). (Al-Baqarah: 214), hingga akhir ayat.
Juga seperti makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, “”Kami telah beriman,”” sedangkan mereka tidak diuji lagi?
(Al-‘Ankabut: 1-2) Karena itu, maka dalam surat Ali Imran ini disebutkan
melalui firman-Nya: Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga,
padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian, dan
belum nyata orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 142) Yakni kalian tidak dapat
masuk surga sebelum diuji dan Allah melihat di antara kalian ada orang-orang
yang berjihad di jalan-Nya, dan bersabar dalam melawan musuh-musuh Allah.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya kalian
mengharapkan mati (syahid) sebelum kalian menghadapinya; (sekarang) sungguh
kalian telah melihatnya dan kalian menyaksikannya. (Ali Imran: 143) Yaitu
sesungguhnya dahulu kalian, wahai orang-orang mukmin, sebelum perang ini selalu
mengharapkan agar bersua dengan musuh-musuh; dan kalian bersemangat
menyala-nyala untuk menghadapinya, serta kalian bertekad bulat untuk melangsungkan
peperangan dan bersabar dalam menghadapi mereka. Sekarang telah terjadi apa
yang selama ini kalian dambakan dan harapkan. Karena itu, berperanglah kalian
dan bersabarlah.
Telah ditetapkan di dalam kitab Shahihain, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: Janganlah kalian
mengharapkan bersua dengan musuh, tetapi mintalah keselamatan kepada Allah; dan
apabila kalian bersua dengan mereka, maka bersabarlah (teguhkanlah hati
kalian). Dan ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah naungan pedang. Karena
itu, dalam ayat ini disebutkan: Sungguh kalian telah melihatnya.. (Ali
Imran:143) yakni kalian telah menyaksikan maut merenggut nyawa di saat
tombak-tombak yang tajam beradu dan pedang berkilatan serta barisan pasukan
terlibat dalam pertempuran sengit. Hal tersebut keadaannya tidaklah seperti
yang digambarkan oleh orang-orang yang ahli bicara karena mereka menggambarkan
hal ini hanya berdasarkan imajinasi belaka, bukan berdasarkan kesaksian mata.
Gambaran mereka diserupakan dengan kejadian yang dapat
disaksikan dengan mata kepala. perihalnya sama dengan imajinasi watak kambing
yang pengertianya menunjukkan sikap berteman. sedaangkan kalau gambaran
serigala menggambarkan tentang permusuhan.