Rabu, 18 Desember 2013

BERDO’ALAH  SEJAK KANDUNGAN RINGAN SAMPAI BERAT
Oleh  : Drs. H. Sudono  Al-Qudsi,  M.H.

Dalam kehidupan berkeluarga tentu mengharapkan buah  kasih  sayang berupa kehadiran anak. Oleh karena itu agar anak menjadi orang yang sholih/sholihah maka sejak dalam kandungan agar kedua orang tuanya selalu berdoa, membacakan ayat-ayat suci Al qur’an sejak kandungan ringan sampai kandungannya berat ( orang jawa : mengistilahkan dengan sebutan “ Tingkeban”.
Berikut ini  ayat Al qur’an yang mengisyaratkan agar kedua orang tua senantiasa berdoa saat istrinya sedang mengandung. Berikut ini Prof. Qurais Shihab menafsirkan ayat berikut yaitu :
* uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur Ÿ@yèy_ur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry z`ä3ó¡uŠÏ9 $pköŽs9Î) ( $£Jn=sù $yg8¤±tós? ôMn=yJym ¸xôJym $ZÿÏÿyz ôN§yJsù ¾ÏmÎ/ ( !$£Jn=sù Mn=s)øOr& #uqt㨊 ©!$# $yJßg­/u ÷ûÈõs9 $oYtGøŠs?#uä $[sÎ=»|¹ ¨ûsðqä3uZ©9 z`ÏB šúï̍Å3»¤±9$# ÇÊÑÒÈ   !$£Jn=sù $yJßg9s?#uä $[sÎ=»|¹ Ÿxyèy_ ¼çms9 uä!%x.uŽà° !$yJŠÏù $yJßg9s?#uä 4 n?»yètGsù ª!$# $£Jtã tbqä.ÎŽô³ç ÇÊÒÉÈ  
189. Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami termasuk orang-orang yang bersyukur". 190. Maka tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, Maka keduanya[588] menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
  oyÏnºur §øÿ¯R  `ÏiB :  Mayoritas ulama memahaminya dalam arti Adam, ada juga seperti Syeh Muhammad Abduh  mengartikan, jenis manusia lelaki dan wanita.
Dengan demimian ayat ini memberi kesan bahwa pasangan suami istri hendaknya menyatu menjadi satu jiwa, arah dan tujuan, sehingga mereka benar-benar sehidup dan semati bersama, karena jiwa suami adalah juga jiwa istrinya.
Ÿ  $ygy_÷ry  $pk÷]ÏB@yèy_ur  : Allah menjadikan dari nafsin wahidah itu pasangannya mengandung makna bahwa , pasangan suami istri  hendaknya menyatu sehingga menjadi diri yang satu, yakni menyatu dalam perasaan dan pikirannya, dalam cita dan harapannya, dalam gerak dan langkahnya, bahkan dalam menarik dan menghembuskan nafasnya, itu sebabnya pernikahan dinamai  Zawaj  ( واج ز(  yang  berarti  berpasangan, disamping dinamai nikah  (  نكاح ) yang berarti penyatuan ruhani dan jasmani.  Suami dinamai  وجز  dan istripun demikian.
   $pköŽs9Î)   `ä3ó¡uŠÏ9   yaitu agar suami merasa tenang dan cenderung hatinya kepada istrinya,dan begitu pula sebaliknya. kata     سكن(sakana )  adalah ketenangan yang didahului oleh kegelisahan.lalu lahirlah kata     سكين  ) sikkin ( berarti pisau.ketenangan dan kecenderungan hati yang kemudian melahirkan birahi itulah antara lain yang mendorong mereka melakukan hubungan suami istri  dan yang pada gilirannya membuahkan anak, tanpa birahi, maka kedua orang tua tidak akan melakukannya, sebab buah hubungan tersebut  akan berat dirasakan ibu saat kehamilan dan persalinan, dan berat juga buat  bapak  karena adanya tanggungjawab menyangkut anak-anaknya.
$yg8¤±tós? :  berasal dari     غشي/ghasiya  berarti menutup.  Aisyah menuturkan : Rasul SAW. tidak pernah melihat saya , saya pun tidak pernah melihatnya,  ini melukiskan hubungan beliau  dengan Rasul. , tanpa menyebut apa yang “dilihatnya” karena dalam konteks hubungan suami istri hal tersebut telah jelas maksudnya.
ô  ¾ÏmÎ/  N§yJsù  : terdapat dua makna  : yaitu , tidak menghiraukan dan  atau berarti sang ibu meragukannya, apakah ia mengandung atau tidak dan apakan akan lahir sempurna atau cacat, kedua makna itu benar adanya. Karenanya do’a ibu bapak kepada Allah untuk dianugerahi anak yang sholeh, sempurna dan tanpa  cacat, adalah gambaran dari gejolak hati setiap orang tua, baik do’a itu mereka ucapkan, maupun hanya terlintas dalam hati. Do’a tersebut adalah gambaran pertama dari cinta orang tua terhadap anaknya.
úï̍Å3»¤±9$#  :  dari kata “ syukur “ adalah menggunakan nikmat Allah sesuai dengan tujuan penganugerahannya . Mensyukuri kehadiran anak, berarti mendidiknya dengan mengembangkan potensi-potensinya, sehingga ia dapat mengenal Allah Tuhan Yang Maha Esa dan berguna untuk masyarakatnya.

Bahkan diceritakan dalam suaru riwayat, bahwa pada awal kehamilan, Hawa’  tidak tahu  dan ia mengatakan  هو  :ما  apa ini ? . maka dengan berjalannya waktu, ia terkejut  ( فزعت لذ لك  ) dan ia didekati iblis. Menurut Al Kalbi , iblis mendatangi Hawa’ menyamar sebagai  seorang lelaki , yang waktu itu kehamilan Hawa’ semakin berat , iblis bertanya  “ apa yang ada dalam perutmu ? jawab Hawa’ : saya tidak tahu ‘  iblis lalu bekata lagi , aku kawatir isi perutmu adalah binatang (bahimah ) , kemudian kata-kata iblis itu oleh Hawa’ disampaikan kepada Adam dan sempat keduanya meragukan kabar dari iblis tersebut. Setelah  Adam dan Hawa’ hilang keraguannya maka keduanya terus dan terus berdoa kepada Allah agar diberi anak yang sholeh , sempurna dan tidak cacat, Wallahu A’lamu Bishshowwab.  Sekian terimakasih dan mohon maaf.