Siapa saja yang bersengketa atau sedang berpekara baik melalui litigasi ( di pengadilan ) maupun non litigasi (diluar pengadilan ) seharusnya dapat diselesaikan dengan damai, namun tidak sedikit yang berakhir tidak mau damai dan ternyata yang berakhir tidak mau damai hanya karena salah satu pihak tidak mau bekorban.
Saya sering menasehati para pihak yang berperkara bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa selesai, semua masalah bisa diselesaikan dengan damai asalkan salah satu pihak ada yang bersedia berkorban.
Contoh kasus : ada suami istri yang ingin bercerai, tenyata setelah ditelusuri hanya masalah sepele yaitu masing-masing tidak betah tinggal ditempat suami/isrinya. coba kalau salah satu saja mau berkorban untuk tetap tinggal di tempat yang telah dipilih tentu tak akan terjadi perceraian, karena apa ? tak ada yang mau berkorban, yaitu berkorban malu, berkorban tenaga, pikiran, belajar ditempat istri/suami yang rumahnya kecil umpamanya tetapi demi keutuhan keluaga agar tidak terjadi perceraian membutuhkan pengorbanan dan lainnya. jadi damai itu bekorban .Begitu juga berkorban menahan emosi, ego, pendapatnya yang selalu ingin menang sendiri , semuanya adalah bentuk-bentuk pengorbanan yang harus dimiliki pasangan suami istri agar tetap damai sepanjang masa.
Contoh lain : kenapa terjadi tabrakan / kecelakaan di jalan raya ? ini juga salah satu penyebabnya karena tak ada yang mau berkorban, yaitu bekorban untuk antri, berkorban untuk tidak usah menyalib kendaraan di depannya, bahkan berkorban untuk memberi kesempatan kepada orang lain untuk didahului kendaraannya dan bayangkan kalau sama-sama tidak ada yang mau berkorban pasti terjadi kecelakaan,
Ternyata berkorban itu bisa terjadi pada pengendara sepeda motor/kendaraan lainnya . Kalau sepeda motor kena tilang Polisi, lalu pengendaranya tidak mau berkorban mengeluarkan uang heee dan Polisinya juga tidak mau menerima uang tilang yang terjadi adalah sidang ke Pengadilan , tetapi bila pengendaranya berkorban berupa uang tentu damai namanya dan tidak akan terjadi sidang tilang di Pengadilan. benerkan damai itu ya berkorban, bahkan saya sulit mengartikan yang lain, menurut saya yang pas arti damai itu berkorban, yang lainnya tidak pas. oleh karenya itu saya sarankan : YANG BENAR DI BIASAKAN DAN YANG BIASA JANGAN DIBENARKAN.
Jadi sepanjang ada permasalahan, perselisihan, pertengkaran, atau sengketa apapun kalau ingin damai kuncinya hanya satu yaitu berkorban. Terima kasi semoga tulisan ini ada guna dan manfaatnya amiin.
Amin makasih kg
BalasHapus