Rabu, 25 Juli 2012


DHOHIRNYA FADHILAH  , BATHINNYA FARIDHOH

Dalam  beribadah sehari-hari terkadang  dilaksanakan  secara berlebihan , padahal semua ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah semua ada tuntunannya,  Sahabat Usman bin Affan  ra. Sudah memberikan  patokan  dengan  mengatakan   :  
           
اربعة  ظا هرهن فضيلة  و با طنهن فريضة  - مخالطة الصالحين فضيلة والاءقتداء بهم فريضة - وتلاوة القراْن فضيلة   والعمل به فريضة  -  وزيارة القبور فضيلة  والاءستعداد لها فريضة وعيادة المريض فضيلة   واءتخذ الوصية فريضة     
  
( Arba’atun dhohiruhunna fadhilah, wa bathinuhunna faridhoh, mukholithotus sholihin fadhilah wal iqtida’u bihim faridhoh, wa tilawatul qur’an fadhilah wal amalu bihi faridhoh  wa ziyarotul qubur fadhilah wal isti’dadu laha faridhoh, wa iyadatul maridli fadhilah wattikhodul wasiyati faridhoh ).
Artinya  : Empat  hal lahirnya  keutamaan dan bathinnya kewajiban yaitu : bergaul akrab dengan orang-orang sholih itu keutamaan, sedangkan mengikuti jejak mereka adalah kewajiban. Membaca AlQur’an itu keutamaan,  sedangkan mengamalkan isinya adalah kewajiban. Ziarah kubur itu keutamaan, sedangkan mempersiapkan diri menuju kematian adalah kewajiban.dan menjenguk oang sakit adalah keutamaan, sedangkan  berwasiat dikala sakit  adalah kewajiban.
Bahwa berkumpul dengan orang-orang sholih sangat dianjurkan tetapi ada kewajiban untuk mengikuti petunjuk-petunjuknya karena apa yang disampaikan semata-mata amar makruf nahi munkar maka ikutilah petunjuknya.

Bahwa banyak orang hanya sekedar membaca Alqur’an , tetapi banyak juga yang tidak tidak tahu isinya, apalagi mengamalkannya yang merupakan kewajiban bagi umat Islam.

Bahwa juga banyak orang berziarah kubur, tapi tidak sedikit yang belum membekali  diri dengan amal kebajikan dalam menghadapi kematian yang sewaktu-waktu mendadak datangnya. Kaenanya bekal untuk menghadapi kematian adalah wajib.

Sedangkan tentang wasiat menjelang kematian Nabi SAW. besabda  : orang yang dihalangi dari pahala dan kebajikan adalah orang yang enggan mengeluarkan wasiat    ( Hadis dari Anas menurut riwayat Ibnu Majah ). Tetapi  barang siapa mati dengan meninggalkan wasiat, maka ia mati pada jalan Alloh, sunnah, taqwa dan syahadah, juga mati dengan memperoleh  ampunan Alloh.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar