Senin, 03 Juni 2019

ZAMAN INI SUDAH BERAKHIR






Khutbah Idul Fitri 1400 H/2019 M. 
di Masjid AN-NUR KECAMATAN WINGI Blitar  Rabu 05 Juni 2019


ZAMAN INI SUDAH BERAKHIR 

Oleh : Drs. H. Sudono Al-Qudsi,  M.H.


                                                  x 9الله اكبر الله اكبر الله اكبر
لااله إلاالله والله اكبر, الله اكبر ولله الحمد. الله اكبر كبيرا والحد لله كثيرا وسـبحـن الله بكرة واصيلا لااله إلا لله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون, ولوكره منافقون, ولوكره كافرون. لا اله إلا الله صدق وعده ونصرعـبده واعز جنده وهزم الأحـزاب وحده.
  لا إله إلا الله والله اكـبـر. الله اكبر ولله الحمد.
الحمد لله, الحمد لله الذي امرنا بالصيام كما امر على الذين من قبلنا لعلنا من المتقين.
اشهد ان لا اله إلا الله وحده لا شريـك له الحق المبـين.   واشهد ان محمداعـبده ورسوله صادق الوعـد الاميـن.
اللهم فصل وسلم وبارك على هذالنـبي الكريم وعلى أله واصحابه ومن تبعه الى يوم الدين. اما بعده............. فـياايهاالحضرون. اتقوالله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تعالى فى القرآن الكريم. اعوذ بالله من الشيطان الرجيم.  بسم الله الرحمن الرحيم :  قد افلح من تزكى وزكرسم ربه فصلى.
 صدق الله العظيم.   
الله اكبر3×  ولله الحمد.
            Dalam suasana yang berbahagia ini, marilah kita panjatkan puji dan  syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan yang Maha Agung dan Maha Kuasa. Dengan siraman rahmat dan karunia-Nya kita dapat menyambut dan merayakan hari yang agung ini, hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H, dengan tertib, aman dan lancar.         
الله اكبر3×  ولله
            Sejak matahari terbenam kemaren sore sampai pagi hari ini Gema Takbir, Tahmid, Tasbihdan Tahlil membahana memenuhi jagad raya ini diucapkan dengan khusyuk dan khidmat oleh segenap kaum Muslimin merupakan wujud nyata dari rasa syukur dan ridho kehadirat Allah Swt. Ridho memenuhi panggilan Allah dalam melaksanakan Ibadah Shaum dan menyatakan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dalam menuntaskan ibadah Shaum itu sendiri.
           Di samping itu juga merupakan pengakuan bahwa Yang Maha Agung hanyalah Allah, selain Allah adalah kecil, tidak ada yang lebih unggul, termasuk manusia yang hidup di alam raya ini. Walaupun manusia diberi kekuasaan, kekuasaannya itu hanya bersifat sementara dan temporer. Manusia diberi harta kekayaan yang berlimpah, tetapi kekayaan itu sendiri bersifat Fana, sekarang kaya, mungking esok atau lusa jatuh miskin, sekarang sehat dan kuat, esok atau lusa bisa jadi sakit dan akhirnya melemah termakan usia ketuaan. Tidak ada tempat bagi manusia untuk membanggakan dan menyombongkan diri, oleh sebab itu, marilah kita renungkan lebih jauh, semua itu tidak ada artinya bila dibandingkan dengan ke-Agungan Allah Swt. yang Maha menentukan segala sesuatu yang ada di alam raya ini. Hanya Allah Yang Maha Gagah dan Perkasa.            
الله اكبر3×  ولله الحمد.
            Kita berkumpul di tempat yang terhormat ini guna merayakan hari kemenangan kita, kemenangan Jihad atau perjuangan serta mengendalikan hawa nafsu yang sering mengganggu dan merusak jiwa. Memerangi hawa nafsu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan ringan, bahkan sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah Saw. merupakan tugas yang amat sangat berat. Tatkala Rasulullah beserta para sahabat kembali dari perang Hudain yang besar itu beliau bersabda :
        رجعنا من الجهاد الاصغر الى الجهاد الأكبر
"Sekarang kita pulang dari perang yang kecil menuju perang yang besar"
Para sahabat bertanya "Apakah setelah ini akan ada perang yang lebih besar ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab : "Ya"
Para sahabat bertanya lagi "Apakah perang yang besar itu ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab : الجهاد النـفس "Jihad memerangi hawa nafsu".
الله اكبر3×  ولله الحمد.
Hadirin Rahimakumullah!
Sejarah telah membuktikan bahwa jatuhnya suatu kaum atau suatu bangsa dan negara berpangkal pada ketidakmampuan warganya dalam mengendalikan hawa nafsu, baik rakyat maupun pemimpinnya. Apalagi saat ini kita sudah berada di akhir zaman, di mana manusia hanya memperturutkan hawa nafsu, karena itu Allah pasti murka! Inilah yang akan saya sampaikan  pada khutbah Idul Futri tahun 1434 Hijriyah  ini dengan judul : ZAMAN INI SUDAH BERAKHIR.
 Rasulullah saw. bersabda :
اذاكان آخر الزمان يرفع الله من الأرض اربعة اشياء :
الأول : يرفع الله البركة من الأرض
الثانى : يرفع الله الرحمن من القلوب
الثالث : يرفع الله العدل من الحكام
الربع  : يرفع الله الحياء من النساء

"Apabila telah datang akhir zaman nanti, Allah akan mengangkat empat perkara dari permukaan bumi :
1.     Allah mengangkat keberkatan dari bumi
2.     Allah mengangkat rasa kasih sayang dari hati manusia
3.     Allah mengangkat rasa adil dari para hakim
4.     Allah mengangkat rasa malu dari kaum wanita.
Hadirin Rahimakumullah! Apa maksud hadits ini?
Apabila telah datang akhir zaman nanti, Allah akan mengangkat keberkatan dari bumi. Karena nafsu yang selalu diperturutkan, manusia jadi melupakan tuntunan dan tuntutan Allah, manusia dalam mencari nafkah sudah banyak yang menghalalkan segala cara, hidup dalam riba. Betapa banyaknya sekarang Bank-Bank berjalan, Rentenir! Meraja rela. Menimbang dan menyukat dengan kebohongan, berdagang ala kapitalis, yang kaya menindas yang miskin, hak si miskin tidak diberikan, pada hal :
          انـّما تنصرون و ترزقون بضعفآء كم
"Sesungguhnya kalian beroleh kemenangan dan rezki hanya karena dukungan kaum du'afa, kaum yang lemah diantara kalian"
Namun kenyataan yang kita temui saat banyak manusia jadi SERAKAH, enggan  membantu yang lemah, Allah menghukum dengan rezki yang banyak terasa sedikit. Itu pertanda bahwa KEBERKATAN DARI REZKI itu, telah DICABUT.
الله اكبر3×  ولله الحمد.
Apabila telah datang akhir zaman nanti, Allah akan mengangkat rasa kasih sayang dari hati manusia. Kita menyaksikan, bahkan kita merasakan betapa banyaknya manusia sekarang menjadi beringas, tak mengenal pri kemanusiaan, bahkan kejam dari pada srigala, manusia memakan sesama, manusia saling membunuh, anak membunuh ayah, ayah memperkosa anak, cucu membunuh nenek, mamak membunuh kemenakan, bahkan setelah itu mayatnya juga dipotong-potong menjadi beberapa bagian atau multilasi yang kadangkala hanya disebabkan hal sepele yang bersumber dari hawa nafsu yang tak terkendali.  Ini pertanda RASA KASIH SAYANG dari hati manusia telah di cabut oleh Allah.
Rasulullah menyatakan : "Sayangilah seluruh makhluk di muka bumi, niscaya kamu juga disayangi oleh makhluk-makhluk yang di langit"

Apabila telah datang akhir zaman nanti, Allah akan mengangkat rasa adil dari para hakim/para penegak hukum .  Rasulullah menyatakan dengan tegas : Apabila telah datang akhir zaman itu nanti, Allah akan mengangkat rasa adil dari para penegak hukum ( hakimk polisi, jaksa pengacara ) . Kaum Muslimin/Muslimat Rahimakumullah, Bagaimana hukum bisa ditegakkan jika penegak hukum itu sendiri melanggar hukum, Bagaimana keadilan dapat kita rasakan jika penegak keadilan itu sendiri tidak berlaku adil. Sementara Allah Swt. berfirman :
        انّ الله يأمر بالعدل و الإحسان
"Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan"
            Namun karena keserakahan dan hawa nafsu juga, banyak penegak hukum yang memperjualbelikan keadilan, banyak kita dengar Hakim yang di Hakimi. Hal Ini merupakan indikasi bahwa yang punya uang saja sulit mencari keadilan, apalagi si miskin yang tak punya apa-apa. Dalam hidup bermasyarakat juga demikian kita temukan, pemimpin tidak mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, kebanyakan memperkaya diri, mementingkan kepentingan golongan, mengumbar janji dikala akan dipilih, menjadi pongah dan sombong kepada rakyatnya setelah menduduki jabatan. Ini bukti RASA ADIL DARI PARA HAKIM dan PEMIMPIN di akhir zaman ini telah dicabut juga oleh Allah Swt.
الله اكبر3×  ولله الحمد.
           Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah naluri Syahwat.
          Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.
           Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan social (keadaan masyarakat) yang sangat mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya    dan seterusnya.
           Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang yang dapat mengoptimalkan dengan baik sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana firman Allah:

وَاْلكَاظِمِيْنَ اْلغَيْظَ وَاْلعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ
"…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)
           Rasulullah bersabda : "Wanita adalah tiang Negara, apabila baik wanitanya, maka baiklah bangsa itu, apabila wanitanya tak baik, maka hancurlah bangsa itu" Kenyataan yang kita temui sekarang betapa banyaknya wanita-wanita kita yang sudah tak menghiraukan lagi sendi-sendi agama, baik cara bergaul, cara bicara, cara bertingkah, maupun cara berpakaian tidak sesuai lagi dengan tuntunan Islam. Wanita kita sekarang banyak yang enggan menutup aurat, menyerupai pakaian laki-laki dengan berbagai alasan, ingin tampil menarik, ingin tetap awet muda, sementara wanita yang menutup dianggapnya kampungan dan tak modis. Kalau demikian adanya. tak salah dan wajar banyak terjadi pemerkosaan dan pelecehan sexual, karena telah dipancing-pancing dengan mempertontonkan bentuk tubuh, membuka aurat di tempat-tempat umum. Apabila wanita sudah tidak punya rasa malu, maka berbagai kejahatan akan menimpanya. Namun sebaliknya banyak juga kaum laki-laki saat ini suka menyerupai wanita, pakai anting, pakai kalung, pakai gelang. Rasulullah bersabda :
قال انس : لعن رسول الله ص.م المتسبّهـين من الرجال بالنساء والمتسبهات من النساء بالرجال. – روه احمد و البخارى-
"Telah berkata Anas : Rasulullah Saw. pernah melaknat laki-laki yang menyerupai diri sebagai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai diri sebagai laki-laki." (Hadits Riwayat Ahmad dan Bukhari)
Hadirin yang berbahagia, kenapa semua itu terjadi? Lain tak bukan juga bersumber dari hawa nafsu yang tak terkontrol, ALLAH MENGANGKAT RASA MALU itu sendiri.
Kaum Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah!
Kalau sudah demikian adanya, apa yang harus kita lakukan? Tak lain tak bukan adalah :
1.     Tingkatkan Keimanan
2.     Tingkatkan Ketaqwaan
3.     Mendidik anak-anak kita sejak dini, supaya mereka menjadi generasi yang beriman dan bertaqwa SWT.
 Karena Allah berfirman :
ولو انّ اهل القرا آمنو والتـقوا لفتحـنا عليهم بركاة من السماء والارض. ولكن كذ بوا فآخـذ ناهم  بماكانو يـكـسـبون.
"Jikalau penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, niscaya kami turunkan keberkatan dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami azab mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri" (Q.S.al-A'raf : 96)
          Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa, jika kita beriman dan bertaqwa, Allah memberi imbalan dengan memberi keberkatan dan kenikmatan, sebaliknya jika kita kufur dan ingkar Allah juga membalasnya dengan azab di dunia wal akhirah.
الله اكبر3×  ولله الحمد.
         Tentang hal tersebut Rasulullah Saw. juga pernah bersabda bahwa : Apabila manusia telah lupa kepada Allah, tidak beriman dan bertaqwa, maka Allah akan memberi tiga macam azab :
1.     Dicabut keberkatan Rezki
2.     Diberi pemimpin yang zalim
3.     Dicabut Iman waktu Sakaratul Maut. Na'uzubillahi minzalik.
          Semoga berkat Ibadah puasa yang telah kita laksanakan satu bulan penuh kemarin, kita makin mampu untuk mengendalikan hawa nafsu pada bulan-bulan lain dan lebih banyak mengingat Allah dalam keadaan tegak, duduk dan berbaring serta lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, sesuai dengan tujuan puasa itu sediri, sehingga dengan itu kita terhindar dari malapetaka dan azab Allah, semoga kita menjadi insan kamil, sehingga tercipta masyarakat yang madani. Amien ya Rabbal'alamien.
Demikianlah Khutbah kita kali ini, semoga ada manfa'atnya, Wal'afu mingkum.

فاعـتـبر يااول الا بصار لعلكم ترحمون.
الله اكبر3×  ولله الحمد.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar