Sabtu, 21 Maret 2015




                   TENTANG PEMBATALAN PERKAWINAN HARUS CONTENSIOSA

                     Dalam Yurisprudensi MA nomor 515.K/AG/1999 tanggal 6 januari 1993, sebagai berikut :
                                  Seorang suami atau istri dapat mengajukan ;peemohonan pembatalan perkawinan, apabila perkawinan tersebut dilangsunkan dibawah ancaman yang melanggar  hukum ex pasal 72 ayat (1) KHI ; Mengenai tata cara pembatalan perkawinan ini , menurut pasal 38  PP No. 9/l975 , telah diatur bahwa  tata cara permohonan pembatalan perkawinan tersebut dilakuan sesuai dengan tata cara pengajuan gugatan perceraian. Ketentuan ini mengandung arti bahwa permohonan pembatalan perkawinan harus ditempuh prosedur :gugatan atau contensiosa yurisdiksi mendudukkan dua subyek hukum sebagai pemohon dan termohon dalam gugatannya dan bukan dalam bentuk penetapan /voluntair yurisdictie.



                                                                                                           Blitar, 22 Maret 2015.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar