SIAPAKAH SEHARUSNYA YANG PALING KITA
CINTAI
Oleh : H. Sudono Al-Qudsi, M.H.
Kita tidak dilarang untuk mencintai dan
menyayangi keluarga , anak, istri, harta
benda yang kita miliki namun semuanya tidak
boleh melebihi kecintaan/kesayangan kita kepada Alloh dan RasulNya dan
perjuangan untuk menjunjung agama Alloh . Sehingga menurut Katim Al Ashom
bahwa : musibah-musibah dunia yang
umumnya dirasakan oleh orang banyak lebih berat musibah akhirat. Menurutnya
dirasakan tetap lebih berat rasanya apabila menerima musibah akhirat atau
agama. Sebagaimana QS.At Taubah ayat 24 :
قُلۡ إِن كَانَ
ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ
وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ
تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي
سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا
يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤
Katakanlah:
"jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.
Dalam sebuah hadits shahih
disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak beriman seorang di antara kamu hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Al-Bukhari).
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak beriman seorang di antara kamu hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Al-Bukhari).
Imam Ahmad dan Abu Dawud
meriwayatkan dari Ibnu `Umar, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw
bersabda:“Jika kalian telah melakukan jual-beli dengan cara ‘inah’, kalian
sibuk dengan peternakan, puas dengan pertanian, dan meninggalkan jihad, niscaya
Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang Allah tidak akan mencabutnya
hingga kalian kembali kepada (ajaran) agama kalian.”
Oleh arena itu Alloh
menyerukan Wahai Rasul, katakan kepada orang-orang Mukmin,
"Apabila kalian lebih mencintai bapak, anak, saudara, istri, kerabat serta
harta yang telah kalian dapatkan, juga perdagangan yang kalian takuti
kerugiannya serta rumah yang kalian pakai untuk beristirahat dan bertempat
tinggal daripada Allah, Rasul- Nya dan berjihad di jalan-Nya, sampai-sampai itu
semua lebih menyibukkan kalian daripada menolong Rasul, maka tunggulah sampai
Allah menjatuhkan keputusan dan hukuman-Nya atas kalian. Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada orang-orang yang keluar dari batas-batas agama-Nya. (Quraish Shihab: Tafsir Al
Mishbah)
Dengan demikian ayat ini memberi peringatan sebagai berikut:
1. Bahwa cinta anak terhadap bapak adalah
naluri yang ada pada tiap-tiap diri manusia.
Anak sebagai keturunan dari bapaknya adalah mewarisi sebagian sifat-sifat dari
tabiat-tabiat bapaknya.
2. Bahwa cinta bapak kepada anaknya adalah naluri juga, bahkan lebih
mendalam lagi karena anak merupakan jantung hati yang diharapkan melanjutkan
keturunan dan meneruskan sejarah hidupnya. Dalam hal ini bapak rela menanggung
segala macam pengorbanan untuk kebahagiaan masa depan anaknya.
3. Bahwa cinta kepada saudara dan karib kerabat adalah suatu cinta yang
berjalan dalam rangka pelaksanaan hidup dan kehidupan tolong-menolong,
bantu-membantu dan bela-membela baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan
bermasyarakat. Cinta yang demikian itu akan menumbuhkan perasaan
hormat-menghormati dan sayang-menyayangi.
4. Bahwa cinta suami istri adalah cinta yang terpadu antara dua jenis
makhluk yang akan membina keturunan dan membangun rumah tangga untuk
kebahagiaan hidup dan kehidupan dalam dunia dan akhirat. Oleh karena itu
keutuhan hubungan suami istri yang harmonis menjadi pokok bagi kerukunan dan
kebahagiaan hidup dan kehidupan yang diidam-idamkan.
5. Bahwa cinta terhadap harta dalam segala jenis bentuknya baik harta
usaha, warisan, perdagangan maupun rumah tempat tinggal dan lain-lain adalah
cinta yang sudah menjadi tabiat manusia. Semua yang dicintai merupakan
kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan bagi hidup dan kehidupan manusia yang
diusahakannya dengan menempuh segala jalan yang dihalalkan Allah swt. Adapun
cinta kepada Allah swt. wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut
di atas karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam
karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang bersifat sempurna dan Maha Suci dari
segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw. haruslah lebih
dahulu diutamakan pula karena Rasulullah saw. itu diutus Allah swt. untuk membawa
petunjuk dan menjadi rahmatan lil alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar