Minggu, 28 Mei 2017

SIAPAKAH SEHARUSNYA YANG PALING KITA CINTAI



SIAPAKAH SEHARUSNYA YANG PALING KITA CINTAI

Oleh : H. Sudono Al-Qudsi, M.H.


Kita tidak dilarang untuk mencintai dan menyayangi  keluarga , anak, istri, harta benda yang kita miliki  namun semuanya tidak boleh melebihi kecintaan/kesayangan kita kepada Alloh dan RasulNya dan perjuangan untuk menjunjung agama Alloh . Sehingga menurut Katim Al Ashom bahwa  : musibah-musibah dunia yang umumnya dirasakan oleh orang banyak lebih berat musibah akhirat. Menurutnya dirasakan tetap lebih berat rasanya apabila menerima musibah akhirat atau agama. Sebagaimana QS.At Taubah ayat 24 :

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤

Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak beriman seorang di antara kamu hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Al-Bukhari).
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari Ibnu `Umar, ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda:“Jika kalian telah melakukan jual-beli dengan cara ‘inah’, kalian sibuk dengan peternakan, puas dengan pertanian, dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang Allah tidak akan mencabutnya hingga kalian kembali kepada (ajaran) agama kalian.”
Oleh arena itu  Alloh menyerukan Wahai Rasul, katakan kepada orang-orang Mukmin, "Apabila kalian lebih mencintai bapak, anak, saudara, istri, kerabat serta harta yang telah kalian dapatkan, juga perdagangan yang kalian takuti kerugiannya serta rumah yang kalian pakai untuk beristirahat dan bertempat tinggal daripada Allah, Rasul- Nya dan berjihad di jalan-Nya, sampai-sampai itu semua lebih menyibukkan kalian daripada menolong Rasul, maka tunggulah sampai Allah menjatuhkan keputusan dan hukuman-Nya atas kalian. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang keluar dari batas-batas agama-Nya.  (Quraish Shihab: Tafsir Al Mishbah)
Dengan demikian ayat ini memberi peringatan sebagai berikut:
1. Bahwa cinta anak terhadap bapak adalah naluri yang ada pada tiap-tiap diri   manusia. Anak sebagai keturunan dari bapaknya adalah mewarisi sebagian sifat-sifat dari tabiat-tabiat bapaknya. 
2. Bahwa cinta bapak kepada anaknya adalah naluri juga, bahkan lebih mendalam lagi karena anak merupakan jantung hati yang diharapkan melanjutkan keturunan dan meneruskan sejarah hidupnya. Dalam hal ini bapak rela menanggung segala macam pengorbanan untuk kebahagiaan masa depan anaknya.
3. Bahwa cinta kepada saudara dan karib kerabat adalah suatu cinta yang berjalan dalam rangka pelaksanaan hidup dan kehidupan tolong-menolong, bantu-membantu dan bela-membela baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan bermasyarakat. Cinta yang demikian itu akan menumbuhkan perasaan hormat-menghormati dan sayang-menyayangi. 
4. Bahwa cinta suami istri adalah cinta yang terpadu antara dua jenis makhluk yang akan membina keturunan dan membangun rumah tangga untuk kebahagiaan hidup dan kehidupan dalam dunia dan akhirat. Oleh karena itu keutuhan hubungan suami istri yang harmonis menjadi pokok bagi kerukunan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan yang diidam-idamkan. 
5. Bahwa cinta terhadap harta dalam segala jenis bentuknya baik harta usaha, warisan, perdagangan maupun rumah tempat tinggal dan lain-lain adalah cinta yang sudah menjadi tabiat manusia. Semua yang dicintai merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan bagi hidup dan kehidupan manusia yang diusahakannya dengan menempuh segala jalan yang dihalalkan Allah swt. Adapun cinta kepada Allah swt. wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut di atas karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang bersifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw. haruslah lebih dahulu diutamakan pula karena Rasulullah saw. itu diutus Allah swt. untuk membawa petunjuk dan menjadi rahmatan lil alamiin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar