Konsep melestarikan
“cinta” dalam berkeluarga
Bermula
dari QS, Ar Rum ayat 21 : bahwa pasangan suami istri itu diharapkan menjadi sakinah,
mawaddah, wa rahmah dan juga Hadis Nabi : tentang 4 pilar keluarga sakinah : idza araadallohu biahli
baitin khoiron, faqqohahum fiddin, wa
waqqoro kabiruhum shoghirohum…..dan seterusnya, yaitu : Apabila Alloh menghendaki keluarga
menjadi baik maka keluarga harus :
a.
Memiliki
kecenderungan kepada agama
b.
Yang muda
menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang muda
c.
Sederhana
dalam belanja
d.
Santun dalam
bergaul dan selalu instropeksi.
Hadis
Nabi yang lainnya menyatakan , “arbaun min saadatil mar’i an takuna zaujatuhu sholihatan, wa auladuhu abroron, wa khulathouhu sholihin warizquhu fi baladih”.
Ada 4 pilar dalam membentuk keluarga bahagia yaitu :
a.
Suami /istri
yang setia ( sholih – sholihah )
b.
Anak-anak yang
berbakti
c.
Lingkungan
sosial yang sehat
d.
Dekat
rizkinya/punya penghasilan tetap.
Hubungan
suami istri atas dasar saling membutuhkan, seperti fungsi pakaian : menutup
aurat - melindungi diri dari panas
dingin, juga sebagai perhiasan dan
untuk mencapainya dapat ditemph
dengan membiasakan :
a. Ta’awun
, saling tolong menolong yang tulus diantara suami istri, sangat perhatian satu
sama lain
b. Tasamuh,
toleransi, menghargai pendapat istri/suami , minta maaf, , tidak menyinggung
harga diri suami atau istri.
c.
Tarohum
, saling saying menyayangi, tidak menghina, mencemooh dll.
d. Tabayun, mengecek kebenaran
, informasi yang tidak baik , jangan membeberkan kejelekan pasangannya.
e. Tawazun,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban , menyesuaikan pendapatan/pengeluaran
dengan kebutuhan , belanja dan lain
sebagainya dengan mengukur kemapuan diri.
f. Ta’adul
, saling berbuat adil , laksanakan kewajiban dulu baru menuntut hak, jangan
mencela makanan, jangan menuntut bersolek dan sebagainya ( TAQDIMU ADAIL WAJIBAT, ALA THOLABIL HUQUQI ).
g. Tamattu’,
saling
menyenangkan, saling membutuhkan dan jangan merasa dirinya saja yang butuh.
h.
Tahabbub, cinta mencintai. Lalu ada mahabbah ( muda ) , rahmah (
tua-tua)
Ya minimal “ - cari satu saja kelebihan istri atau
suami.- apalagi kalau suami/istri banyak kelebihannya , ingat saat susah/lemah -
ingat saat sakit- pandanglah anak-anak , ingat yang baik-baik saja.
Dengan membiasakan hal-hal diatas akan terjadi
revolusi positif yang luar biasa dalam
sebuah keluarga dan dapat menepis dari berbagai gangguan negative , akhirnya
akan tercapai keadaan sakinah , mawaddah
wa rahmah , semoga berhasil melaksakannya amiin. Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar