DARI DIALOG NABI YA’QUB DAN IZRO’IL
Ada beberapa Nabi
yang akrab hubungannya dengan para Malaikat , seperti Nabi Muhammad SAW. sangat
dekat dengan Malaikat Jibril, dan Nabi-Nabi sebelumnya pun juga akrab dengan Jibril mereka biasa
terlibat berdialog , apalagi kalau
Malaikat Jibril sedang datang untuk menyampaikan wahyu dari Alloh SWT.
demikian juga Nabi Ya’qub sering berteman akrab dan berdialog dengan Malaikat Izra’ il yang bertugas untuk
mencabut nyawa .
Dikisahkan dalam kitab
Mukasyafatul Qulub, dikatakan bahwa seminggu sekali mereka berdua sering
bertemu , suatu ketika Nabi Ya’qub
meminta agar Izro’il memberi kode-kode ( tanda-tanda ) kepadanya terlebih
dahulu sebelum Izro’il mencabut nyawanya
dan hal ini disanggupi Izro’il. Kemudian lama sekali mereka tidak pernah
bertemu lagi, baru setelah usia Nabi Ya’qub melebihi 60 tahun, Izro’il datang.
, tapi kedatangan Izro’il kali ini justru Nabi Ya’qub terheran-heran mengapa
Izro’il demikian tampak sadis, menakutkan dan tidak seramah seperti dulu lagi ya ? lalu terjadilah dialog diantara mereka berdua
:
Ya’qub : adakah keperluan yang sangat penting lagi
untuk ku , wahai Izro’il ?
Izro’il : ya,
aku menemuimu untuk menunaikan tugas Allah.
Ya’qub : Alhamdulillah,
dan apa tugas itu ?
Izro’il : maaf
sahabatku, aku harus segera mencabut nyawamu.
Ya’qub : kenapa
mendadak ? mana kode-kode ( tanda-tanda ) yang kami minta dulu itu ?
Izro’il : kami
telah memberimu tiga tanda kepadamu, pertama : usiamu telah melebihi 60 tahun,
kedua : rambutmu telah beruban dan
ketiga : kekuatan fisikmu telah melemah, itulah tanda kematianmu semakin dekat,
bukankah kamu telah menyadarinya dan itu
telah ada pada dirimu ? ya, ketiganya
ada pada diriku , akhirnya Izro’il pun
melaksanakan tugasnya yaitu
mencabut nyawa Nabi Ya’qub dan sempat
Nabi Ya’qub menyatakan betapa sakitnya jika nyawa telah direnggut, namun Izo’il
menyatakan bahwa pencabutan nyawa untuknya adalah dilaksanakan sehalus mungkin.
Itupun Nabi Ya’qub merasakan bahwa jauh lebih sakit di atas sakit yang
dibayangkannya.
Peristiwa diatas
dapat dijadikan pelajaran bahwa sebagai salah satu kasyaf Nabi Ya’qub , yang
kepadanya diperlihatkan hakikat betapa sakitnya peristiwa pencabutan nyawa agar
orang lain dapat memahami ketika berpisahnya roh dari jasadnya, yang terasa adalah sakit yang luar biasa. Lalu
bagaimana kalau bukan orang yang tak sederajat dengan Nabi atau seperti
kita-kita ini ?...., sebetulnya banyak kita rasakan bahwa setiap hari nikmat kita sudah berkurang, penglihatan
berkurang, pendengaran berkurang , fisik / badan kita dulu tegar , tegap ,
tetapi sekarang sudah sakit-sakitan dan
sering mengeluh , makan ini makan itu tidak boleh, ada yang sudah bungkuk, beruban,
wajah tidak simetris lagi dan moncong kemana-mana , tangan , kulit yang sudah keriput dan apalagi , tentu banyak kekurangan
kita sekarang . semua itulah sebagai tanda –tanda alami bahwa ajal sudah dekat.
Semoga kisah diatas
menjadi pelajaran yang berharga , selamat membaca dan terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar