Selasa, 12 Juni 2012


DARI DIALOG NABI YA’QUB DAN IZRO’IL

Ada beberapa Nabi yang akrab hubungannya dengan para Malaikat , seperti Nabi Muhammad SAW. sangat dekat dengan Malaikat Jibril, dan  Nabi-Nabi sebelumnya pun  juga akrab dengan Jibril mereka biasa terlibat  berdialog , apalagi kalau Malaikat Jibril sedang datang untuk menyampaikan wahyu dari  Alloh SWT.  demikian juga  Nabi Ya’qub  sering berteman akrab dan berdialog  dengan   Malaikat Izra’ il yang bertugas untuk mencabut nyawa .

Dikisahkan  dalam kitab  Mukasyafatul Qulub, dikatakan bahwa seminggu sekali mereka berdua sering bertemu , suatu ketika  Nabi Ya’qub meminta agar Izro’il memberi kode-kode      ( tanda-tanda ) kepadanya terlebih dahulu sebelum Izro’il mencabut nyawanya  dan hal ini disanggupi Izro’il. Kemudian lama sekali mereka tidak pernah bertemu lagi, baru setelah usia Nabi Ya’qub melebihi 60 tahun, Izro’il datang. , tapi kedatangan Izro’il kali ini justru Nabi Ya’qub terheran-heran mengapa Izro’il demikian tampak sadis, menakutkan dan tidak seramah  seperti dulu lagi ya ?  lalu terjadilah dialog diantara mereka berdua :

Ya’qub   :  adakah keperluan yang sangat penting lagi untuk ku , wahai Izro’il ?
Izro’il      :  ya, aku menemuimu untuk menunaikan tugas  Allah.
Ya’qub   :  Alhamdulillah, dan apa tugas itu ?
Izro’il      :  maaf sahabatku, aku harus segera mencabut nyawamu.
Ya’qub   :  kenapa mendadak ? mana kode-kode ( tanda-tanda )  yang kami minta dulu itu ?
Izro’il    : kami telah memberimu tiga tanda kepadamu, pertama : usiamu telah melebihi 60 tahun, kedua : rambutmu telah beruban  dan ketiga : kekuatan fisikmu telah melemah, itulah tanda kematianmu semakin dekat, bukankah kamu telah menyadarinya  dan itu telah ada pada dirimu ?  ya, ketiganya ada pada diriku , akhirnya Izro’il pun  melaksanakan tugasnya  yaitu mencabut nyawa Nabi Ya’qub  dan sempat Nabi Ya’qub menyatakan betapa sakitnya jika nyawa telah direnggut, namun Izo’il menyatakan bahwa pencabutan nyawa untuknya adalah dilaksanakan sehalus mungkin. Itupun Nabi Ya’qub merasakan bahwa jauh lebih sakit di atas sakit yang dibayangkannya.

Peristiwa diatas dapat dijadikan pelajaran bahwa sebagai salah satu kasyaf Nabi Ya’qub , yang kepadanya diperlihatkan hakikat betapa sakitnya peristiwa pencabutan nyawa agar orang lain dapat memahami ketika berpisahnya roh dari jasadnya,  yang terasa adalah sakit yang luar biasa. Lalu bagaimana kalau bukan orang yang tak sederajat dengan Nabi atau seperti kita-kita ini ?...., sebetulnya banyak kita rasakan bahwa setiap  hari nikmat kita sudah berkurang, penglihatan berkurang, pendengaran berkurang , fisik / badan kita dulu tegar , tegap , tetapi sekarang  sudah sakit-sakitan dan sering mengeluh , makan ini makan itu tidak boleh, ada yang sudah bungkuk, beruban, wajah tidak simetris lagi dan moncong kemana-mana , tangan , kulit  yang sudah keriput  dan apalagi , tentu banyak  kekurangan  kita sekarang . semua itulah sebagai tanda –tanda alami  bahwa ajal sudah dekat.

Semoga kisah diatas menjadi pelajaran yang berharga , selamat membaca dan terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar